Makanan Berwarna Hijau Khas St. Patrick Day Punya Sejarah Kelam

Makanan Berwarna Hijau Khas St. Patrick Day Punya Sejarah Kelam

- detikFood
Selasa, 18 Mar 2014 16:57 WIB
Foto: She Knows
Jakarta - Kemarin Senin (17/03/2014) masyarakat dunia merayakan St. Patricks Day untuk menghormati seorang misionaris bernama Maewyn Succat. Pada hari itu semua orang memakai baju hijau yang ternyata punya sejarah kelam.

Lahir pada abad ke 4, Maewyn Succat adalah warga negara Inggris yang diculik oleh para perampok Iralndia saat berumur 16 tahun. Melewati masa kelam itu, ia menemukan Tuhan dan saat ia dibebaskan, Maewyn mengabarkan injil kembali ke Irlandia. Menurut sejarah, ia mengenalkan ajaran Kristen dengan shamrock, tumbuhan dengan tiga daun untuk menjelaskan konsep Trinitas.

Beliau wafat pada tanggal 17 Maret 1461 dan bertahun-tahun kemudian dinobatkan sebagai Patron Saint of Ireland dan mendapat nama Saint Patrick. Sejak saat itu, pada abad ke 18, masyarakat Irlandia mulai mengenakan shamrock setiap 17 Maret. Kemudian masyarakat mengenakan pakaian hijau karena berkaitan dengan lambang warna Irlandia, walau Order of St. Patrick yang didirikan tahun 1780 memakai lambang warna biru.

Perayaan besar-besaran yang dikenal sebagai St. Patrick's Day Parade ternyata dimulai oleh masyarakat Amerika Serikat pada akhir 1700. Menyusul imigrasi masyarakat Irlandia ke Amerika dan presiden George Washington memberikan satu hari libur bagi tentara keturunan Irlandia.

Makanan berwarna hijau bersangkutan dengan momen bahagia di Amerika, tapi di Irlandia warna itu mempunyai sejarah yang cukup pahit. Ahli sejarah, Christine Kinealy menyatakan makanan berwarna hijau di Irlandia bersangkutan dengan bencana kelaparan atau Irish potato famine (kekurangan persediaan kentang) tahun 1840.

Hal ini mendorong migrasi masyarakat Irlandia ke Amerika dan negara lainnya, tapi warga miskin yang tertinggal di Irlandia tidak terlalu beruntung. “Masyarakat sangat kekurangan makanan sehingga mereka terpaksa makan rumput, di cerita rakyat Irlandia dikatakan mulut orang- orang tersebut berwarna hijau saat mereka meninggal,” tutur Christine.

Setidaknya satu juta warga Irlandia meninggal dalam jangka waktu enam tahun. Christine yang juga kepala Great Hunger Institute Irlandia di Quinnipiac University di Connecticut mengakui di Irlandia tidak ada yang membuat makanan berwarna hijau karena konotasinya negatif.

“Sebelum saya ke Amerika, saya belum pernah melihat bagel hijau. Untuk keturunan Amerika dan Irlandia, mereka berpikir menambahkan pewarna hijau dalam makanan simbol kebahagiaan. Tapi, dalam hal kelaparan ini merupakan gambaran yang sangat sedih,” tambah Christine.


(dni/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads