Saking pentingnya sambal, banyak orang rela makan nasi putih hanya dengan sambal. Tak berlebihan karena sambal adalah racikan khas Indonesia. Karenanya di hampir tiap daerah ada jenis sambal berbeda. Jenis sambal nusantara mencapai ratusan.
Dari mana asalanya sambal? Berawal dari cabai yang jadi bahan utama. Konon kata cabai berasal dari kata ricino yaitu dari kata recche atau reche dari bahasa Portugis. Kata ini mengingatkan kita pada kata rica yang artinya mengacu pada cabai atau lombok.
Menurut situs ensiklopedia Indonesia, sambal berasal dari kata samba. Sambal dalam bahasa Indonesia memiliki arti cabe yang digiling dengan berbagai macam bumbu seperti bawang merah dan bawang putih. Sedangkan samba dalam bahasa Minang ialah lauk pauk, alias teman makan nasi.
Arti luasnya, sambal merupakan makanan penyedap yang dibuat dari cabai dan bahan-bahan sekunder seperti terasi, kecap ikan, bawang putih, jahe, bawang merah, daun bawang, gula, air jeruk nipis dan cuka beras atau cuka lainnya. Rasanya dominan pedas dan biasanya dimakan dengan nasi atau lauk pauk.
Di Indonesia sambal berperan sebagai bumbu panas dan pedas untuk hidangan seperti ikan bakar, ikan goreng, ayam goreng dan soto. Sambal terdiri dari sambal colek dan cocol. Sambal colek seperti sambal terasi, sambal bajak, sambal lado mudo, sambal bawang, sambal korek dan sambal rujak sedangkan sambal cocol seperti sambal kacang dan sambal kecap.
Sambal banyak sekali ragamnya terutama sambal ulek. Sambal ulek atau oelek juga populer sebagai sebutan sambal khas Indonesia pada kuliner asing. Disebut ulek karena dihaluskan dengan cobek batu atau tanah liat dan ulekan.
Selain sambal ulek ada juga sambal yang berisi irisan cabai yang dicampur dengan bahan lain seperti bawang, kecombrang dan juga kecap. Atau sambal dengan paduan tempe, oncom, pete bahkan bakso yang dipenyet atau dipipihkan di atas sambal. Rasanya gurih pedas dan bikin ketagihan. Huah!
(odi/odi)