Tak ada yang menyangka, keju ditemukan di leher dan dada mumi yang terkubur di bawah perahu kayu di sebelah barat laut China yang dilansir dalam USA Today (27/02/2014).
"Kami tidak hanya mengidentifikasi produk sebagai keju, tapi kami juga memiliki bukti langsung mengenai teknologi kuno." tutur ahli kimia analisis Andrej Schevchenko dari Jerman Max Planck Institute of Molecular Cell Biology and Genetics.
Selain itu tim dari Shevchenko menyimpulkan bahwa gumpalan aneh yang ditemukan pada mumi tersebut adalah keju. Temuan mereka ini kemudian akan diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science.
Disebuah perahu kayu di atas sebuah gundukan pasir kuno disebelah sungai yang kering. Daerah ini disebut sungai kecil Cementery Number 5 yang terletak di padang gurun.
Padang gurun ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Perkiraan mumi yang ditemukan di China ini telah dikubur sejak zaman perunggu dimana ia tertutupi oleh perahu kayu besar yang terbuat dari kulit sapi. Ini membuat efek seperti hampa udara.
"Udara kering gurun dan pasir yang mengandung banyak garam membuat mumi ini lambat membusuk". Jelas Shevchenko.
Kami masih belum dapat memastikan apakah keju ini dibuat dengan kefir atau rennet. Karena protein dapat membusuk jika terlalu lama. Pembuatan keju memang didukung dengan fermentasi, "bakteri akan masuk dan mulai membentuk fermentasi sehingga terbentuk keju. Ini sangat menakjubkan.," tutur Oliver Craig selaku Bioarchaeologist dari University New York di Inggris.
Keju dibuat dengan mencampurkan susu dengan "starter" formula bakteri dan ragi. Shevchenko mengatakan metode yang masih digunakan sampai sekarang, tidak mahal. dan ini merupakan teknologi bagi masyarakat umum.
Keju tertua ini menunjukkan bahwa hal ini merupakan bagian dari penyebaran teknologi di seluruh Asia. Belum jelas, mengapa di zaman peradaban kuno, makanan yang tidak memiliki fitur Asia seperti keju ditempatkan pada mumi mereka.
"Salah satu alasan yang mungkin adalah bahwa hal itu merupakan cara untuk mengirim makanan untuk orang meninggal saat di akhirat menurut kepercayaan kuno" Jelas Shevchenko.
(dni/odi)