.webp)
Bentuk bulat yang menjadi ciri khas jamur puffball terjadi karena adanya spora-spora di dalamnya. Saat ada tetesan air hujan atau tekanan kecil mengenai jamur yang sudah matang, spora akan keluar dengan bentuk seperti asap.
Saat masih muda, bagian dalam jamur kenyal dan berwarna putih. Bentuk dan rasanya mirip dengan tahu. Namun saat sudah matang, kulit luar jamur ini mulai berwarna cokelat. Daging jamurnya juga mengalami perubahan warna dari kuning kehijauan hingga cokelat.
Perubahan ini menjadi tanda bahwa jamur sudah berbahaya dan tidak layak dikonsumsi. Jadi jika ingin mengonsumsi jamur puffball, carilah yang berwarna putih. Jamur ini seringkali disajikan sebagai makanan pendamping.
Seperti kebanyakan jamur, puffball dapat dibuat sup, dipanggang, atau ditumis. Rasa dan tekstur jamur akan bertambah saat diberi tepung dan digoreng seperti tempura. Jahe, bawang putih, cabai, shoyu atau mirin dapat digunakan untuk melengkapi rasa dari jamur puffball. Apabila dikeringkan, jamur ini bisa dijadikan pengganti tahu. Karena teksturnya empuk gurih.
Seperti jamur pada umumnya, jika akan menyimpan, lap jamur dengan tisu lalu bungkus dalamk kantung kertas dan simpan dalam lemari es. Sebaiknya jangan dicuci atau dibungkus plastik. Karena udara lembap dan basah akan membuat jamur cepat busuk.
Jamur ini juga punya beragam spesies dengan ukuran dan bentuk berbeda. Contohnya, Calvatia Gigantea yang sangat besar, diameter 150 cm dan berat 20 kg. Bentuknya yang besar sebanding dengan manfaatnya.
Jamur puffball raksasa punya triliunan spora yang jika sudah kering dapat berfungsi sebagai koagulan. Masyarakat asli Amerika dulunya menggunakan jamur puffball untuk mengobati pendarahan dan mencegah infeksi.
Penasaran ingin mencicipi jamur puffball? Jamur ini berasal dari Amerika Utara dan banyak ditemui di berbagai kawasan Amerika Serikat. Habitatnya di ladang terbuka, hutan dan taman. Biasanya jamur puffball tumbuh di musim gugur dan semi.
(dni/odi)
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN