Nyaris Punah, Hiu Paus Tetap Diburu Secara Ilegal untuk Suplemen Minyak Ikan

Nyaris Punah, Hiu Paus Tetap Diburu Secara Ilegal untuk Suplemen Minyak Ikan

- detikFood
Kamis, 30 Jan 2014 11:01 WIB
Foto: WildLifeRisk
Jakarta - Seringkali kebutuhan hidup menjadikan manusia melakukan segala hal untuk memenuhinya. Tak terkecuali dengan cara memusnahkan populasi hewan yang hampir punah. Salah satunya adalah daging dan sirip hiu.

Banyaknya permintaan dari konsumen yang berasal dari kalangan menengah ke atas serta mahalnya harga hiu boleh jadi membuat semakin banyak orang memburunya. Tak peduli dengan keadaan lingkungan, ikan ini bahkan ditemukan di pasar tradisional.

Seperti yang dilansir www.qz.com (28/02/2014), China kembali dikabarkan telah memburu spesies hiu langka dan dilindungi, yaitu hiu paus. Hiu jenis ini dikenal memakan plankton dan dapat tumbuh hingga 12 meter. Padahal, larangan untuk menangkap ikan ini sudah dibuat. Hal ini juga karena spesies jenis ini memang sangat rentan untuk punah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi hal ini tidak menghentikan sebuah pabrik di Zhejiang, sebuah provinsi di China untuk menangkap 600 hiu paus (whale shark) per tahunnya, seperti diberitakan sebuah organisasi konservasi Hong Kong, WildLifeRisk. Kabarnya, pabrik tersebut berani membayar sebanyak 376 juta rupiah per ekor hiu paus ini.

Seperti diketahui hiu ini ternyata sangat mahal jika dijual untuk diambil minyaknya sebagai bahan produk-produk suplemen dan kosmetik di Amerika Serikat dan Kanada. Jumlah dari eskpor hiu tersebut bisa mencapai hampir 300 ton setahun, dalam bentuk minyak yang diambil dari hati hiu.

Manager pabrik yang bernama Li Guang, mengatakan melalui wawancara yang direkam tersembunyi oleh pihak WildLifeRisk, bahwa minyak-minyak tersebut akan mereka katakan sebagai minyak yang berasal dari ikan nila.

Sejalan dengan hal ini, industri minyak ikan di pasar Amerika pun mengalami kemajuan pesat akhir-akhir ini. Dari 7,4 juta rupiah per ton pada tahun 2009 menjadi 25 juta rupiah per ton di tahun 2013 kemarin. Jika ditotal-total konsumsi seluruh konsumen bahkan mencapai 14 triliun rupiah untuk suplemen minyak ikan ini.

Kenaikan konsumsi suplemen minyak ikan ini juga dipercaya oleh orang-orang karena kandugan lemak asam omega 3 yang memperbaiki jaringan saraf dan otak serta baik bagi ibu hamil dan menyusui. Tak hanya Amerika dan Kanada, ikan ini juga diekspor ke Sri Lanka dan beberapa restoran China di Italia dan Prancis.

(fit/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads