Untuk mengatasi hal ini, badan pangan PBB, FAO, menyatakan bahwa susu dari rusa dan keledai dapat dikonsumsi untuk pemenuhan nutrisi global.
Seperti dilansir oleh news.com.au (26/11/2013), FAO mengatakan bahwa susu dari rusa dan keledai harus lebih banyak dikonsumsi sebagai pengganti susu sapi. Karena susu sapi harganya mahal dan produksinya mulai terbatas.
Konsumsi susu rusa dan keledai ini dapat digunakan secara global dengan membuat peternakan rusa dan keledai yang lebih banyak. Menurut laporan yang ditulis Anthony Bennett, petugas industri peternakan di FAO, hewan seperti alpaka, keledai , rusa, dan yak dapat diperah susunya.
Hewan tersebut susunya memiliki kandungan lemak dan protein yang tinggi dengan kadar laktosa yang lebih rendah daripada susu sapi. Susu dari hewan seperti ini juga dapat menjadi sumber alternatif bagi orang yang alergi laktosa.
Laporan tersebut juga menyebutkan, diperkirakan konsumsi susu di negara-negara berkembang akan tumbuh sebesar 25 persen pada tahun 2025 sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan hidup.
Untuk mengatasi kelangkaan susu di masa depan, Anthony Bennet mengatakan, “Pemerintah dunia perlu menanggapi hal tersebut dengan menjadikan nutrisi sebagai fokus utama. Dengan cara investasi pada program-program yang membantu keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhannya.'
FAO juga menunjukkan, konsumsi susu dari hewan lain selain sapi juga sudah mulai banyak dikembangkan di berbagai belahan dunia. Seperti susu dari unta yang kini mulai dikonsumsi sebagai alternatif di Ethiopia, Mali, dan Somalia. Lalu ada juga susu kuda yang kini sudah dikonsumsi 30 juta orang di Rusia dan Asia Tengah.
(fit/odi)