Menurut Daily Mail (11/10/13), Churchill suka martini (minuman beralkohol campuran gin dan vermouth dengan hiasan buah zaitun hijau yang ditusuk stik) yang sangat dry. Ia pernah mengatakan, agar martininya dry, tuangkan gin sambil melihat botol vermouth.
Kini, The Churchill Bar & Terrace di Hyatt Regency London, Inggris, menghadirkan War Rooms Martini. Cocktail ini dibuat dengan embun yang diekstrak dari dinding War Rooms, komplek bawah tanah tempat Churchill tinggal selama Coventry blitz (serangan bom di kota Coventry, Inggris) pada 1940.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Churchill Historical Bitters mengandung tembakau cerutu, buah-buahan, beri, dan kacang-kacangan dari Inggris. Di dalamnya juga terdapat akar manis, daun walnut hitam, biji mustard, akar herba gentian, bumbu grains of paradise, dan buah rose hip. Rose hip dijadikan perlambang mawar yang dikirimkan Clementine kepada suaminya, Churchill, setiap hari.
Churchill Historical Bitters inilah yang menjadi bahan utama War Rooms Martini. Nantinya, minuman tersebut disajikan di gelas martini antik dan dihias bit yang diberi gin. Menurut si pembuat cocktail, bitnya jadi memiliki rasa earthy. Citarasa dan warnanyapun akan semakin pekat karena umbi ini menyerap gin.
War Rooms Martini dijual seharga Β£15 (Rp 270.000). Minuman tersebut diciptakan oleh anggota Experimental Food Society untuk menyambut ulang tahun Churchill 30 November mendatang.
Manajer The Churchill Bar & Terrace, Alan B, berharap cocktail ini akan memberi kesempatan bagi pelanggan untuk menghormati Churchill, ikon Inggris yang memimpin Inggris menuju kemenangan di Perang Dunia II.
The Churchill Bar & Terrace dirancang dengan inspirasi dari Churchill dan sang istri semasa muda. Churchill Historical Bitters sendiri merupakan seri ketiga dari kreasi The Robin Collective yang mengekstrak esens dari tempat tinggal beberapa tokoh Inggris ternama.
Baru-baru ini, mereka menciptakan minuman untuk mengenang Arthur Conan Doyle, penulis fiksi Sherlock Holmes. Bahannya adalah embun dari kantor Doyle di Barts Pathology Museum, London, tempat ia menulis cerita detektif.
Selanjutnya, The Robin Collective akan membuat minuman yang terinspirasi dari Charles Dickens, penulis legendaris dari Inggris. Lagi, cocktail tersebut akan menggunakan embun dari dinding rumah yang dulu ditempati Dickens, yang kini telah beralih fungsi menjadi museum.
(fit/odi)