Konsumsi jus jeruk di Amerika pun mencapai 5 juta galon per tahun. Kini penduduk Amerika dikhawatirkan tidak bisa menikmati jus jeruk lagi akibat hama citrus greening yang merusak perkebunan jeruk di sana.
Beberapa tahun terakhir ini, para petani jeruk di Amerika berusaha memberantas hama tanaman yang bisa merusak seluruh hasil panen mereka secara permanen. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), citrus greening atau yang biasa disebut hama yellow dragon merupakan bakteri yang berasal dari Cina sejak tahun 1900-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir New York Times, awalnya petani jeruk di Florida menemukan hama ini tahun 2005 lalu. Tahun ini mereka mengalami gagal panen hingga kehilangan 40 persen dari hasil panen mereka. Senator Bill Nelson mengatakan bahwa hal ini bisa mengancam perkebunan jeruk di Florida dan menghilangkan jus jeruk dari meja sarapan masyarakat Amerika.
Sementara itu, para petani jeruk di California juga menghadapi hal yang sama. Pestisida yang mereka gunakan ternyata tidak mampu melawan hama citrus greening. Untuk mengatasinya, mereka menggunakan spesies tawon bernama Taxarixia radiate yang didatangkan dari Pakistan.
Sebanyak 75.000 tawonpun didatangkan ke perkebunan jeruk di Florida dengan harapan bisa mengatasi hama citrus greening. Di Florida, para petani mendatangkan tawon dari Vietnam untuk mengatasi masalah yang sama namun ternyata tidak berhasil.
Kini ilmuwan Cornell University telah mengembangkan pohon-pohon jeruk rekayasa genetika yang akan menghasilkan insektisida alami agar pohon tersebut bisa tahan terhadap serangan bakteri. Namun, para konsumen, politisi, dan petani khawatir hal ini bisa merugikan kesehatan manusia dalam jangka panjang.
(dni/odi)