Bukti baru ini ditemukan di kediaman zaman batu yang berlokasi di Denmark dan Jerman oleh tim peneliti dari University of York. Dalam panci tanah liat yang terdapat jejak sisa ikan, mereka juga menemukan jejak sisa bijian garlic mustard yang cukup banyak.
“Apa yang kami temukan adalah bumbu yang benar-benar dimasak dan dicampurkan dengan makanan,” tutur Hayley Saul, pengajar dalam departmen Arkeologi kepada NBC News (23/08/2013). Sebelumnya, bumbu seperti jinten, ketumbar, dan kemangi ditemukan di situs penggalian di Eropa Selatan, Timur Tengah, dan India. Tapi, ini adalah bukti paling awal bumbu dipakai dalam hidangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jejak biji ditemukan di delapan panci dikumpulkan dari tiga lokasi di Jerman dan Denmark. Laporan yang akan diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE pada 21 Agustus 2013 menemukan bahwa menghancurkan bijian merupakan cara untuk mengeluarkan aroma dan rasa. Selain itu, tidak ada bijian utuh yang ditemukan masih dalam bentuk sempurna.
Kebanyakan lemak yang ditemukan dalam panci diidentifikasikan sebagai lemak daging yang kemungkinan berasal dari rusa yang banyak ditemukan pada masa itu. Tidak seperti bahan makanan hewani, bahan makanan dari sayuran dan bijian secara umum tidak bertahan lama pada sampel arkeologi. Kecuali jika disimpan dalam kondisi sangat basah atau kering.
Sebelum manusia di Eropa Selatan beralih ke pertanian beberapa tahun setelahnya, manusia masuk ke periode dimana mereka mengembangkan pengalaman kuliner yang kreatif. “Walaupun rempah sendiri tidak banyak dipakai beberapa tahun setelah itu, tradisi memberikan bumbu pada makanan terus berlanjut,” tambahnya.
(dni/odi)