Dalam sebuah konferensi pers di Portland, AS, pihak industri lobster mengatakan bahwa polusi karbon dari pembangkit tenaga listrik, mobil, dan sumber-sumber lain menghangatkan dan mengasamkan air di Teluk Maine. Faktor ini mengancam populasi lobster Maine.
Air hangat membuat lobster bermigrasi ke perairan yang lebih dingin dan membuat mereka rentan terkena penyakit. Sementara itu, air asam dapat mengganggu kemampuan lobster membentuk cangkang yang memadai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwakilan Maine Lobster Council, Ready Seafood Co., Maine Restaurant Association, dan University of Maine's Darling Marine Center turut angkat bicara. Menurut Rick Wahle, profesor riset di Darling Marine Center, suhu perairan Teluk Maine telah naik dengan cepat sejak 2004.
Ia melanjutkan, populasi lobster di selatan New England, AS, telah anjlok sejak 15 tahun terakhir. Sebagian disebabkan oleh suhu air yang meningkat.
Maine lobster (Homarus americanus) memiliki panjang sekitar 64 cm dengan berat mencapai lebih dari 20 kg. Umumnya, warnanya hijau kebiruan atau cokelat dengan tulang punggung merah.
Di Maine, lobster adalah hasil kelautan yang paling berharga sejauh ini. Tahun lalu, seorang nelayan Maine berhasil memecahkan rekor dengan menangkap lebih dari 57.000 ton lobster yang bernilai $339 juta (Rp 3,369 triliun).
(fit/odi)