Dengan musim persik yang hanya datang setahun sekali dan rata-rata waktu panen hanya empat bulan. Membeli buah persik segar diluar waktu panen bisa sangat mahal. Belum lagi, banyak produsen menjual buah persik yang masih hambar karena belum matang. Karena itu banyak masyarakat yang beralih ke buah kalengan saat musim buah tertentu sudah lewat.
Tim peneliti dari Oregon State University menemukan persik kalengan ternyata mengandung vitamin C empat kali lebih banyak dari persik segar. Hasil lainnya menunjukkan tingkat kandungan vitamin E dan folat juga jauh lebih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi ini didanai oleh industri cling peach di California, Amerika Serikat. Tapi, kepala peneliti menegaskan tidak ada campur tangan dari industri buah persik.
โDesain eksperimen kami buat sendiri, dan apapun hasilnya kami tetap publikasikan,โ tutur Bob Durst selaku kepala peneliti dari Linus Pauling Institute dai Oregon State University, Amerika Serikat.
Hasil studi ini disetujui oleh seorang ahli pangan di Davis, California. "Proses pengalengan membuka dinding sel daging buah dan hal ini membuat nutrisi seperti vitamin A jauh lebih siap untuk diserap oleh tubuh,โ tutur Christine Bruhn selaku ahli pangan di University of California, Davis.
Alasan yang sama berlaku pada lycopene dalam saus tomat yang jauh lebih banyak dibandingkan tomat segar. Ia menambahkan, jika berbicara tentang buah persik, baik dikonsumsi dalam keadaan segar, beku, atau dikalengkan semua produk tersebut bisa mendukung pola makan yang sehat.
(dyh/odi)