Belanja Dalam Keadaan Lapar Picu Orang Pilih Makanan Tidak Sehat

Belanja Dalam Keadaan Lapar Picu Orang Pilih Makanan Tidak Sehat

- detikFood
Rabu, 08 Mei 2013 15:10 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Sebelum pergi belanja cek semua persediaan bahan makanan dan jangan lupa pastikan perut Anda sudah kenyang. Sebuah penelitian terbaru menyatakan berbelanja dalam keadaan lapar, akan membuat orang memilih makanan tinggi kalori.

Penelitian yang dilakukan oleh Cornell University ini terdiri dari dua bagian eksperimen. Eksperimen pertama, 68 pasrtisipan diminta untuk tidak makan selama 5 jam sebelum datang ke laboratorium. Saat sudah datang, partisipan dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama boleh mengonsumsi cracker gandum sebanyak yang mereka mau, sementara lainnya tidak diberikan makanan apapun.

Kedua grup partisipan ini lalu diminta untuk berbelanja bahan makanan lewat toko online yang menawarkan dua macam pilihan. Ada makanan tinggi kalori seperti permen, camilan asin, dan daging merah. Selain itu pilihan makanan rendah kalori seperti buah, sayuran, dan dada ayam juga tersedia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti menemukan partisipan yang tidak diberi makan apapun membeli produk makanan tinggi kalori lebih banyak. Rata-rata orang yang lapar membeli 5,7 persen produk tinggi kalori, sementara grup yang makan sebelum berbelanja membeli 3,9 persen produk tinggi kalori.

Tim peneliti selanjutnya melakukan eksperimen kedua. Mereka menganalisa pembelian 82 orang dalam kondisi belanja di supermarket dalam dua periode waktu. Tim peneliti membandingkan pembelian orang yang berbelanja antara pukul 13.00-16.00 (after lunch) dan yang berbelanja antara pukul 16.00-19.00.

Hasil menyatakan orang yang berbelanja pada periode waktu 16.00-19.00 membeli produk makanan rendah kalori lebih sedikit dibandingkan yang berbelanja saat setelah makan siang. Dalam laporan dikatakan orang dalam periode waktu tersebut hanya membeli 8 makanan rendah kalori dari total 11 produk yang ditawarkan.

“Tidak mengonsumsi makanan dalam jangka pendek bisa memicu pergeseran pilihan. Orang cenderung tidak memilih makanan rendah kalori dan memilih pilihan makanan tinggi kalori,” tutur kepala peneliti Brian Wansink dalam Journal for the American Medical Association (08/05/2013).

(fit/odi)

Hide Ads