Stres Karena Uang Pemicu Terbesar Orang Makan Berlebihan

Stres Karena Uang Pemicu Terbesar Orang Makan Berlebihan

- detikFood
Senin, 22 Apr 2013 13:03 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Dampak krisis ekonomi tidak hanya berdampak pada keadaan finansial, tapi juga kesehatan dan kenaikan berat badan. Sebuah laporan di Amerika Serikat menunjukkan stres yang disebabkan oleh permasalahan uang menjadi pemicu utama orang makan berlebihan.

Penelitian terbaru menyatakan peningkatan kekhawatiran terhadap biaya hidup menyebabkan orang beralih ke junk food. Studi yang dilakukan oleh The Weight Watchers menunjukkan tiga perempat masyarakat Inggris cenderung tidak memperhatikan saran diet dan mengonsumsi camilan tidak sehat yang dipercaya bisa menurunkan stres.

Hasilnya, laporan tersebut menyatakan 18,3 juta orang mengalami kenaikan berat badan karena situasi finansial yang dialami. Penelitian tersebut juga menemukan 8 dari 10 orang Inggris yang kekurangan uang mengakui lebih memilih makanan murah daripada makanan sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian ini mendukung studi yang dilakukan oleh University of Miami yang diterbitkan di Psychological Science. Studi tersebut menyatakan keadaan krisis ekonomi bisa membuat banyak orang mengalami kenaikan berat badan karena lebih cenderung mengonsumsi makanan tinggi kalori untuk mengurangi stres dan memuaskan tubuh lebih lama.

Saat partisipan diberikan pesan positif seperti “Live for today”, mereka mengonsumsi 40 % makanan lebih banyak. Tapi, saat mereka diberikan pesan tentang situasi buruk yang sedang melanda ditambah dengan pemberitahuan makanan yang disajikan rendah kalori, mereka malah mengonsumsi 24 % makanan lebih sedikit.

“Hal ini sangat jelas dari studi ini bahwa rasa bukanlah penyebab reaksi ini, tapi keinginan untuk menikmati kalori di dalamnya,” tutur Juliano Laran, selaku kepala peneliti dari University of Miami.

Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh University College London menyatakan mengonsumsi makanan tinggi kalori saat stres malah memperburuk stres. Studi tersebut menyatakan konsumsi diet kaya makanan olahan bisa meningkat depresi, sebaliknya orang yang mengonsumsi banyak sayuran, buah, dan ikan bisa menurunkan risiko depresi.

(flo/odi)

Hide Ads