Selintas tampilan dan bahan monjayaki mirip dengan akonomiyaki. Hanya saja monjayaki lebih tipis dan lembek. Keduanya dikenal di Jepang pada masa perang dunia kedua. Konon, jajanan ini tercipta karena keterbatasan bahan makanan. Karenanya isian monjayaki bisa sayuran, sefood atau bahan-bahan lainnya.
Monjayaki berasal dari kawasan Kanto, juga bisa didapat di kawasan Tsukishima sebuah distrik di Tokyo. Di kawasan ini terdapat deeratan penjual monjayaki juga okonomiyaki yang terkenal. Nama 'monjayaki' berasal dari kata 'funoyaki' yang artinya adonan. Makanan ini memang sebagian besar adonan terigu karena disajikan untuk upacara agama budha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian grill besi seperti yang dipakai dalam teppanyaki, dipanaskan. Seluruh isian kemudian ditaruh dia atas grill, diaduk hingga agak layu. Sayuran dibentuk lingkaran sekitar 15 cm, dengan spatula dibuat cerukan di bagian tengah.
Adonan tepung terigu dan air kemudian dituang ke dalam cerukan ini. Dengan cepat sayuran diaduk dengan adonan hingga rata lalu dipipihkan melebar. Dimasak hingga kedua sisinya matang. Monjayakipun siap dinikmati.
Berbeda dengan okonomiyaki yang lebih tebal, padat isinya dan disajikan di atas piring. Umumnya amonjayaki disantap langsung dari grill. Adonan yang sudah matang dipotong kecil dengan spatula dan bisa dipanaskan kembali. Tekstur luarnya kering dengan bagian dalam yang kenyal dan sedikit renyah. Gurih-gurih enak!
(dyh/odi)