Dalam studi ini, tim peneliti dari Indiana University School of Medicine, Amerika Serikat memberikan 49 partisipan pria 15 ml atau sekitar 3 sendok teh bir favorit mereka. Jumlah sedikit tersebut cukup untuk mengecap rasa bir tanpa menyebabkan mabuk. Di waktu yang lain, partisipan diberikan sports drink atau air sebagai perbandingan.
Untuk meneliti efek rasa bir pada penerimaan dopamine, para peneliti melakukan scan otak para partisipan menggunakan Positron Emission Tomography. Memakai radiasi dari senyawa kimia radioaktif untuk menghasilkan gambar 3D otak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil scan menunjukkan peningkatan dopamine lebih tinggi setelah partisipan mencicipi bir dibanding saat mencicipi sports drink atau air putih. Hal ini menyatakan bahwa rasa alkohol cukup untuk mendorong respon yang menyenangkan dalam otak. Dilaporkan juga para partisipan mengalami keinginan minum bir lebih banyak setelah menyesap bir daripada minuman lainnya.
“Kami percaya ini adalah eksperimen pertama pada manusia untuk menunjukkan bahwa rasa minuman alkohol saja tanpa efek memabukkan dari alkohol bisa memicu aktivitas dopamine dalam otak,” tutur David Kareken selaku kepala peneliti dan ahli saraf kepada Daily Mail (17/04/2013).
Hasil penemuan ini diterbitkan dalam Jurnal Neuropsychopharmacology pada Senin (15/04/2013). David menambahkan reaksi lonjakan tingkat dopamine setelah mencicipi bir ditunjukkan pada partisipan yang mempunyai sejarah peminum alkohol dalam keluarga. Jadi, reaksi dopamine bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan.
(fit/odi)