Mengapa Makanan Organik Mahal Harganya? (1)

Mengapa Makanan Organik Mahal Harganya? (1)

- detikFood
Senin, 28 Jan 2013 14:21 WIB
Mengapa Makanan Organik Mahal Harganya? (1)
Foto: Thinkstock
Jakarta - Makanan organik hampir selalu lebih mahal daripada makanan nonorganik. Harganya bisa lebih tinggi 20-100%. Padahal, dalam pemeliharaannya, makanan organik tidak membutuhkan biaya zat kimia, pestisida sintetis, maupun antibiotik. Apa saja yang jadi penyebabnya?

Makanan organik digemari oleh para pecinta makanan alami maupun mereka yang peduli pada kesehatan. Pasalnya, dengan mengonsumsi makanan organik, Anda hanya mendapat nutrisinya tanpa ikut menelan bahan-bahan kimia. Namun untuk mendapatkan hasil murni tersebut diperlukan usaha yang tak gampang. Inilah alasan produk organik lebih mahal, seperti dilansir The Daily Meal (02/03/12):

1. Lebih banyak tenaga kerja

Foto: Thinkstock
Petani konvensional menggunakan zat kimia dan pestisida sintetis agar lebih efisien dan pekerjaan lebih cepat selesai, sehingga bisa menekan biaya produksi. Jika tidak, mereka harus merekrut pekerja untuk menyiangi rumput-rumput liar, membersihkan air yang tercemar, dan memulihkan tanaman dari kontaminasi pestisida.

2. Permintaan lebih tinggi daripada penawaran

Foto: Thinkstock
Di Amerika Serikat, 58% warganya mengaku memilih makanan organik daripada nonorganik. Angka penjualan ritelnyapun naik dari $3,6 miliar di 1997 menjadi $21,1 miliar di tahun 2008. Meski demikian, lahan pertanian organik hanya seluas 0,9% total lahan pertanian di dunia.

Belum lagi jumlah produksi produk organik yang lebih sedikit daripada pertanian konvensional. Pasalnya, pertanian konvensional memiliki lahan dan banyak persediaan untuk menjaga harganya tetap rendah.

3. Biaya pupuk mahal

Foto: Thinkstock
Petani konvensional menggunakan endapan limbah dan pupuk kimiawi untuk membuat tanamannya subur. Biayanya rendah, ongkos transportasinya juga murah. Namun petani organik tidak menggunakannya untuk menjaga tanaman mereka tetap alami. Mereka menggunakan pupuk kompos dan pupuk kandang yang ongkos transportasinya lebih mahal.

4. Rotasi tanaman

Foto: Thinkstock
Usai memanen satu jenis tanaman, petani organik biasanya menanam tanaman lain di area tersebut. Hal ini bertujuan agar tanah mendapat nitrogen, menghindari patogen dan hama, serta memperbaiki struktur dan kesuburan tanah. Berbeda dengan petani konvensional yang terus menerus menanam tanaman yang sama di tempat tersebut agar produksinya banyak.

5. Ongkos transportasi mahal

Foto: Thinkstock
Pertanian organik biasanya terletak di lahan yang jauh dari kota besar, sehingga ongkos angkutnya mahal. Belum lagi kuantitasnya sedikit dan tak boleh dicampur dengan makanan nonorganik. Ongkos transportasi makanan nonorganik bisa lebih murah karena pengirimannya dalam jumlah besar.
Halaman 2 dari 6
(fit/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads