Ayam pengemis atau Beggar's Chicken sudah lama menjadi primadona menu restoran Cina. Yang unik, racikan ayam ini dimasak dalam balutan tanah liat. Selain rasanya istimewa, cerita unik di baliknya juga membuat banyak yang penasaran.
Ada beberapa versi agak berbeda mengenai latar belakang dibuatnya ayam pengemis ini. Konon ada seorang pengemis di gunung Yu di provinsi Jiangsu mencuri seekor ayam pada masa dinasti Qing. Karena terdesak, ia melempar ayam tersebut ke dalam lumpur dan meninggalkannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ayam tersebut dibuka, tak disangka ayam tersebut mengeluarkan aroma yang luar biasa harum. Kebetulan, seorang pejabat istana sedang lewat dan mencium aroma ayam tersebut. Iapun meminta juru masaknya untuk memasak ayam yang sama di istana.
Ayam pengemis dibuat dari bahan satu ekor ayam tanpa tulang yang direndam selama minimal 5 jam dalam bumbu kecap, arak masak, bunga lawang dan cengkeh. Kemudian diisi dengan tumisan jamur, udang, rebung, dan jahe, yang semuanya dimasukkan ke dalam perut ayam yang sudah direndam bumbu.
Setelah siap, ayam tersebut dibungkus dengan daun teratai, kertas roti dan tanah liat. Seluruhnya dipanggang dalam oven selama minimal 4 jam. Saat disajikan, ayam pengemis harus dibuka dengan menggunakan palu karena lapisan tanah liat yang keras.
Di beberapa tempat, ayam pengemis dibalut dengan tanah liat yang dibentuk menyerupai seekor ayam agar tampak menarik. Saat dibuka, aromanya wangi rempah bercampur dengan wangi tanah liat langsung menguar. Dengan teknik slow cooking ini tekstur ayam jadi lembut dan rasanya sangat gurih.
Jika ingin mencicipi ayam ini beberapa restoran Cna di Jakarta punya menu spesial ini. Biasanya harus dipesan 1 hari sebelumnya mengingat lamanya proses memasak. Harganyapun berkisar Rp 100.000 per ekor.
(fit/odi)