'Eat It, Don't Tweet It', Sindiran Buat yang Hobi Tweet Makanan

'Eat It, Don't Tweet It', Sindiran Buat yang Hobi Tweet Makanan

- detikFood
Kamis, 29 Mar 2012 14:38 WIB
Foto: eater.com
Jakarta - Sedang makan sushi, difoto. Habis bikin mie instan, difoto. Pokoknya sebelum makanan disantap, wajib hukumnya untuk 'jepret' dulu. Setelah itu, gambar hidangan yang menggoda dipajang di Facebook dan Twitter. Padahal, dia bukan jurnalis kuliner.

Akrab dengan situasi ini? Mungkin Anda adalah salah satu pelakunya, atau Anda sering melihat orang lain melakukan hal tersebut. Berbagi status dan foto tentang makanan yang akan disantap tampaknya tengah menjadi trend terbaru di jejaring sosial.

The Key of Awesome dan American Hipster menangkap trend tersebut. Keduanya adalah kelompok orang-orang yang senang membuat parodi dari budaya pop terkini, lalu menyiarkannya lewat Youtube. Langsung saja mereka membuat video berjudul 'Eat It, Don't Tweet It' yang berdurasi 3 menit 32 detik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video ini menggambarkan sepasang pria dan wanita yang sedang bersantap. Si pria selalu memotret makanan yang ada di meja. Konyolnya, hidangan tersebut bisa berbicara dan mengatakan lebih baik disantap daripada difoto. Di akhir tayangan, laki-laki tersebut malah berkelahi dengan beruang yang memotretnya dan ingin menjadikannya santapan.

Meski baru dua hari diunggah ke Youtube, video ini sudah ditonton sebanyak lebih dari 150,000 kali. Klip komedi satir tersebut juga sudah diulas di beberapa situs dan blog. Di balik layar, ada The Kolour Kult yang mengurusi musik. Aktor dalam video ini adalah Mark Douglas dari The Key of Awesome.

Peter Furia – sutradara, produser, sekaligus penulis lirik video tersebut – menyatakan tidak memiliki maksud buruk. “Kami tidak berniat menyuruh orang berhenti mengirim foto makanan, apalagi membenci para 'hipster' (orang yang senang mengikuti tren, red.),” Peter menjelaskan kepada Today MSNBC. “Kami hanya senang memberikan komentar lucu tentang tren yang terjadi di sekitar kita,” tambahnya.

Pihak yang merasa tersindir pun membela diri. “Menurut salah satu pria, bersantap adalah kegiatan sosial. Makanya, memajang foto makanan adalah cara untuk berbagi tempat makan enak dan sebagainya,” Peter mengutip penjelasan seseorang yang ia sebut 'Culinary Paparazzi'.

Peter sendiri sering mengakses situs review restoran. Ia juga mengaku tak jarang memotret dan menulis status di Twitter tentang makanan, walau tidak selalu mendapatkan respon baik. “Mungkin karena saya tidak menyantap 'haute cuisine' setiap kali makan,” kata Peter.

Inilah penggalan lirik bernada sinis dari lagu 'Eat It, Don't Tweet It':

I', just a kid, in a candy shop,
Of culinary dreams that can’t be stopped,
On a search for the perfect ingredients,
To post on my social medias

You are pathetic, we’re not photogenic
Hurry it up we’re getting cold,
Come down here and taste us, don’t humiliate us,
No one gives a damn bout what you post

I’m more like culinary paparazzi
Or gastronomic Annie Leibovitz
...
It’s unthinkable to dine out and not record it
Want the world to know I can f*cking afford it

Don’t take my picture, don’t put me on Twitter
Just get it over with and eat
You could not be dumber, get off of Tumblr
I’m more than just a piece of meat

(Odi/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads