Thailand Buka Kesempatan Bagi Investasi Makanan Halal Jepang

Thailand Buka Kesempatan Bagi Investasi Makanan Halal Jepang

Maya Safira - detikFood
Jumat, 18 Mar 2016 17:08 WIB
Ilustrasi: Getty Images/Halal Media Japan
Jakarta - ​Negara-negara di kawasan Asia mulai serius menangani bisnis makanan halal.​ Thailand pun membuka kesempatan bagi Jepang untuk ​melakukan ​investasi produk halal.

Produk Jepang seperti mie dan rumput laut halal, selangkah makin dekat untuk ekspor ke negara muslim. Food Navigator-Asia (17/03) melaporkan pejabat dari Tokyo melakukan penandatangan kesepakatan dengan National Food Institute Thailand (NFI) bertujuan membawa investasi dari perusahaan yang tertarik dengan sertifikasi halal.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Presiden NFI, Yongvut Saovapruk, perusahaan Jepang kian tertarik dengan potensi halal Thailand. Mereka pun berusaha melakukan investasi pada industri makanan halal di sana.

Kini Thailand berada dalam posisi 9 untuk ekspor makanan halal dan telah memiliki pasar yang sudah terbentuk. Terutama di provinsi bagian selatan yang punya banyak populasi muslim.

"Orang Jepang tidak biasa dengan makanan halal yang memerlukan proses penuh kehati-hatian. Termasuk mendapatkan bahan mentahnya, proses masak dan standar masak yang harus memenuhi aturan spesifik dalam agama," ujar Yongvut Saovapruk seperti dilansir dari Food Navigator-Asia (17/03) .

Ia menambahkan bahwa dengan perubahan beberapa prosedur, maka produk sama bisa dijual ke konsumen lebih luas di komunitas muslim yang terus berkembang.

Yongvut pun menandatangani MOU dengan pejabat dari Japan Halal Development and Promotion. Badan pemerintah Jepang itu dibentuk untuk meningkatkan standar makanan halal di Jepang. Begitu juga dengan promosi produk makanan Jepang di negara muslim.



Di bawah kesepakatan tersebut, NFI akan mendampingi investor Jepang untuk mendapat tanda halal resmi dari Central Islamic Council of Thailand.

Sementara itu, makanan halal mengambil porsi satu per tiga dari seluruh ekspor makanan Thailand. Besarnya mencapai THB897 miliar (Rp 337,7 triliun) pada tahun 2015.

(msa/odi)

Hide Ads