Princeton University Tambah Pilihan Makanan Halal di Kampus

Princeton University Tambah Pilihan Makanan Halal di Kampus

- detikFood
Jumat, 24 Okt 2014 09:47 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Kini semakin banyak kantin kampus di dunia yang menyediakan makanan halal. Salah satunya adalah Princeton University di Amerika Serikat. Pilihan makanan halal disiapkan dan disajikan di ruang makan asrama kampus.

Hidangan halal disajikan secara berotasi, 2-3 kali seminggu. Daging halalnya dipanggang terpisah. Deskripsi cara pengolahannya juga ditampilkan di setiap tempat menyajikan daging panggang. Selain itu, setiap minggu juga tersedia makanan halal di Frist Campus Center.

Tambahan menu halal ini adalah hasil kerja keras Undergraduate Student Government Dining Policy Initiative (USG DPI). Kelompok ini telah bekerja sama dengan tokoh muslim kampus Imam Sohaib Sultan dan Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) sejak semester lalu agar makanan halal lebih mudah diakses di kampus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut anggota senat kampus Nihar Madhavan yang mengepalai DPI, salah satu tujuan proyeknya adalah memastikan bahwa pilihan makanan memenuhi kebutuhan para mahasiswa di kampus.

Karena itu, ketika Presiden MSA Sarah Qari mengekspresikan kekhawatirannya terkait kelangkaan pilihan makanan halal, USG berupaya mencari cara mengatasinya. Menurut Qari, tujuannya adalah membuat makanan halal tersedia setiap hari.

Menurut tokoh muslim kampus Imam Sohaib Sultan, sebenarnya sebelumnya pilihan makanan halal sudah tersedia dalam kemasan beku lewat Dining Service. Mahasiswa bisa meminta juru masak menghangatkannya.

"Namun sayangnya bagi banyak mahasiswa makanan tersebut membosankan dan tak membangkitkan selera. Tahu sendiri lah, seperti apa makanan dalam kemasan," kata Sultan. Sejak itu, beberapa mahasiswa muslimpun memutuskan berhenti makan daging sama sekali.

Ketua Bidang Sosial Media MSA Safa Syed mengaku sangat jarang menyantap makanan halal beku. "Selain itu, rasanya tak nyaman mahasiswa baru masuk ke ruang makan dan meminta dibuatkam makanan khusus. Anda juga perlu menunggu 20 menit selagi makanan dimasak," tutur Syed.
 
Qari dan Sultan bertemu beberapa kali dengan Dining Service. Ternyata, ada sedikit kesalahpahaman tentang konsep halal. "Mereka mengira makanan halal adalah makanan etnik tertentu. Mereka bilang 'Kami tidak tahu cara membuatnya'," tutur Sultan.

Namun, sejak Sultan dan Qari menjelaskan bahwa makanan halal adalah makanan apapun yang dibuat dengan daging halal, prosesnya jadi jauh lebih mudah. "Dining Service luar biasa karena mau mengakomodasi permintaan ini. Ini baru permulaan," ujar Sultan.

Perubahan besar tersebut dimulai akhir tahun lalu. Pada Mei tahun ini, mereka mulai menyediakan lasagna dan daging sapi panggang halal. "Rasanya juga sangat enak," komentar Syed seperti ditulis Halal Focus (16/10/2014).
 
Menurut Qari, para mahasiswa muslim mengapresiasi kualitas makanan halal yang segar tersebut. Akhirnya, makanan halal dimakan oleh siapa saja. Bahkan, ada acara khusus yang menampilkan makanan halal. Contohnya Muslim Life barbecue yang disiapkan Dining Service di awal tahun.
 
"Menurut saya, dengan menyediakan makanan halal di kampus, mahasiswa muslim dan fakultas lebih merasa seperti di rumah. Bertambahnya pilihan makanan halal memberikan banyak perubahan pada kehidupan mahasiswa. Mereka sangat senang," tutup Sultan.

(fit/odi)

Hide Ads