Roti unyil yang dikenal sebagai oleh-oleh khas kota Bogor banyak disukai orang karena rasanya yang enakl. Sebenarnya roti ini tak jauh berbeda dari roti biasa, hanya saja bentuknya unyil alias mungil sehingga pas dimakan dalam sekali suap. Seperti roti manis, sinya beragam, mulai dari meises, keju, pisang, sosis, daging, dan sebagainya.
Namun semakin kritisnya kaum muslim yang peduli akan halal membuat konsumen bertanya-tanya tentang kehalalannya. Apalagi menurut LPPOM MUI hingga saat ini belum ada satu produsen roti unyil yang memperoleh sertifikasi halal. Oleh karena itu, ada beberapa titik kritis kehalalan yang perlu dipahami konsumen muslim:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu bahan untuk membuat tepung gandum adalah L-sistein. Fungsinya sebagai improving agent yang berfungsi melembutkan gluten dan mengembangkan adonan. Permasalahannya L-sistein banyak terbuat dari rambut manusia, khususnya untuk merek dari Cina. Sudah dapat dipastikan haram bagi kaum muslim. Namun, di Indonesia berbagai jenis tepung yang beredar hampir semuanya telah memperoleh sertifikasi halal dari LPPOM MUI sehingga konsumen tak perlu khawatir. Tetapi jika produsen memakai tepung impor yang belum bersertifikat halal, maka perlu diwaspadai.
Ragi atau Yeast: Dalam pembuatan roti, ragi atau yeast sangat dibutuhkan agar adonan dapat mengembang. Dari 3 jenis ragi yang ada, dry yeast alias ragi instan menjadi jenis yang sering digunakan. Bahan aditif yang terkandung dalam ragi instan adalah bahan anti gumpal. Bahan-bahan anti gumpal yang syubhat (samar) antara lain E542 yang berasal dari tulang hewan, E 570 berasal dari tanaman atau hewan dan E572 dibuat dengan menggunakan bahan dasar asam stearat.
Selain itu gelatin kadang digunakan sebagai bahan pengisi pada ragi instan. Padahal seperti yang kita tahu di luar negeri hampir sebagai besar gelatin terbuat dari kulit babi. Meski beberapa tahun terakhir marak beredar gelatin halal dari Malaysia.
Shortening: Shortening atau lemak sangat penting dalam pembuatan roti karena dapat membuat roti menjadi lembut. Lemak tersebut dapat berasal dari berbagai hewan termasuk babi. Namun saat ini sudah banyak shortening lokal yang halal dan banyak dijual. Meski begitu memastikannya kehalalannya sangat penting.
Cake Emulsifier: Emulsifier kerap digunakan di bakery untuk melembutkan roti sekaligus menghemat telur. Emulsifer bersifat syubhat (samar) karena terbuat dari bahan nabati atau hewani. Selain itu juga sering ditambahkan lemak padat yang tidak jelas dari mana asalnya.
Isian roti: Isi roti juga menjadi hal penting, terutama jika mengandung bahan hewani seperti daging dan sosis yang dapat terbuat dari hewan apa saja termasuk babi.
Agar lebih nikmat dalam mengkonsumsi roti unyil konsumen muslim yang peduli halal memang dituntut untuk lebih kritis saat membeli. Jangan segan untuk bertanya kepada penjual tentang kehalalan makanan dan tentunya memiliki bekal dalam memahami kehalalan dari sebuah roti.
(dev/Odi)