Burger Lezat Belum Tentu Halal

Burger Lezat Belum Tentu Halal

- detikFood
Senin, 29 Nov 2010 20:12 WIB
Jakarta - Penganan yang satu ini tampaknya kian akrab di lidah orang Indonesia. Burger bahan utamanya tidak melulu daging sapi cincang. Bahannya mulai sayuran sampai aneka condiments seperti mustard, mayones, saos tomat, sehingga titik kritis kehalalan bahan burger perlu diperhatikan.

Makin populernya makanan yang satu ini membuatnya tak lagi sulit di cari. Penggemar burger dapat menikmati penganan ini mulai dari franchise besar yang menawarkannya di mal-mal hingga level pedagang kaki lima. Semua ditawarkan dengan beragam jenis dan harga yang cukup bervariasi, sehingga kini burger bukan lagi dianggap sebagai makanan mewah.

Burger konon asal mausalnya dari Hamburg Jerman dan karenanya menyandang nama hamburger. Bahan utama pembuat burger yang biasanya berbentuk bundar pipih ini tak harus daging sapi, melainkan bisa daging ayam, ikan, babi, ayam, kalkun, seafood atau kombinasi dari berbagai daging. Penyajian makanan yang satu ini biasanya diapit dengan roti (bun).


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu sebagai pelengkap burger biasanya ditambahkan lettuce, bacon, tomat, bawang bombay, pickles, keju, dan condiment lainnya seperti mayones, mustard, dan saos tomat atau saos sambal. Bahan-bahan untuk pembuatan makanan yang satu ini terbilang cukup rawan terutama jika ditilik dari titik kritis kehalalannya.

Selain itu roti (bun) yang digunakan juga perlu memperoleh perhatian lebih. Bahan yang pertama yang menjadi catatan adalah terigu yang digunakan. Biasanya dalam proses pembuatan terigu ada bahan bahan lain yang sengaja ditambahkan.

Salah satu bahan yang ditambahkan ke dalam tepung terigu adalah L-sistein (hidroklorida). Fungsi sistein adalah sebagai improving agent. Sesuai fungsinya, sistein memang digunakan untuk memperbaiki sifat sifat gandum. Bahan ini dapat melunakkan gluten. Implikasinya, adonan lebih lembut sekaligus volume pengembangannya lebih besar.

Dari tinjauan kehalalan, bahan sistein ini patut kita pertanyakan? Pertama, sistein bisa diperoleh dari rambut manusia. MUI telah menetapkan standar, setiap bagian tubuh manusia haram untuk dikosumsi. Kedua, sistein bisa berasal dari bulu bebek (duck feather). Kalau yang ini, harus dipastikan dahulu bahwa bebeknya harus disembelih secara Islami. Ketiga, juga bisa berasal dari produk mikrobial cuma harganya lebih mahal. Berita baiknya adalah semua produk terigu lokal sudah disertifikasi halal namun berhati hatilah dengan terigu impor.

Begitu pula untuk keju dan mayones. Walaupun berasal dari susu, titik kritis keharaman keju adalah bahan penggumpalnya. Yang paling kritis adalah enzim rennet karena bisa berasal dari sapi atau babi atau mikrobial. Maka, harus dipastikan dari berasal dari bahan yang halal.

Mayonnaise dasar biasanya tidak bermasalah dari segi kahalalan. Namun untuk meingkatkan cita rasa, bisa jadi ditambahkan bahan lain termasuk minyak yang harus dikritisi status kehalalannya. Oleh karena itu bagi penggemar burger, hendaklah lebih berhati-hati saat membeli karena burger enak dan murah saja tidak cukup. Burger yang enak adalah burger yang terbuat dari bahan-bahan yang halal tentunya.

(Sumber: LPPOM MUI)

(dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads