Quick, sebuah jaringan restoran fast food ternama di Perancis, hampir seluruh modalnya dimiliki perusahaan Perancis. Quick memulai eksperimen pemasarannya di kota yang penduduknya mayoritas muslim di Perancis bulan November silam.
Tak ada seorang pelanggan pun atau politisi mengeluh hingga seorang politisi sayap kanan, Marine Le Pen menyatakan minggu ini bahwa 'halal burger' merupakan 'Islamic tax' bagi pelanggan Perancis. Kaum sosialis di Roubaix, di bagian utara Pencis dan pendukung Prsiden Nicolas Sarkozy memprotes keputusan Quick sebagai 'anti Republik', 'diskriminasi' dan 'sektarian'.
Untuk meredam silang pendapat, Quick menyatakan bahwa tidak benar makanan halal β yang disiapkan berdasarkan tradisi Islami sudah dipaksakan pada semua pelanggan di 8 restoran (dari 362 restoran). Semua burger di restoran itu berasal dari daging sapi halal. Bacon diganti dengan daging kalkun. Tetapi produk non halal mulai dari ikan, keju hingga bir masih tersedia.
Presiden komite Muslim Perancis, Mohammed Moussaoui, juga berusaha untuk melihat dalam pandangan luas. Ada banyak restoran yang menyajikan makanan halal atau makanan kosher saja di Perancis selama berabad-abad. Mengapa baru sekarang ada protes dan keluhan?
Moussaoui juga menambahkan bahwa di Perancis banyak ribuan restoran yang menyajikan menu non halal. Kaum muslim juga tidak memrotesnya sebagai 'diskriminasi' atau s'ekterian'. Quick seperti dikutip oleh BBC pekan silam, menyatkan bahwa eksperimen yang dilakukan bertujuan menguji pertumbuhan pasar makanan halal di Perancis, yang diperkirakan bernilai sekitar 4 milyar Uero per tahun. (dev/Odi)