Singapura - Restoran di Singapura menarik perhatian ketika serangga masuk dalam menunya. Hal ini ramai setelah Singapura menyetujui 16 serangga yang layak dikonsumsi.
Galeri Foto
Singapura Izinkan Konsumsi Serangga, Restoran Ini Sajikan Nasi Goreng Jangkrik

Pemilik restoran Francis Ng menunjukkan menu pasta tinta cumi dan sate yang ditaburi jangkrik dalam acara pameran hidangan berbahan dasar serangga di restoran House of Seafood di Singapura.
House of Seafood Singapura adalah restoran pertama yang menyajikan serangga pada menunya setelah otoritas makanan ketat negara tersebut bulan ini menyetujui 16 spesies serangga yang layak dikonsumsi.
Ada beberapa jenis dari jangkrik, belalang, lebah madu. Selain itu, larva dari jenis ulat bambu, kumbang badak, serta dua jenis ngengat.
Jangkrik dan serangga lainnya telah lama dinikmati sebagai makanan kaki lima di Asia Tenggara, namun tidak di Singapura karena impor makanan dibatasi secara ketat demi tujuan keamanan dan kebersihan.
Francis Ng, kepala eksekutif House of Seafood, mengatakan pelanggan senang ketika hidangannya menonjolkan serangga, seperti hidangan nasi goreng dengan toping jangkrik.
Restoran tersebut telah menyusun menu dengan 30 hidangan yang menampilkan serangga, yang dapat mereka jual kepada masyarakat umum setelah importir mereka disetujui oleh otoritas pangan.
PBB telah menganggap serangga sebagai sumber protein berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan populasi global yang diperkirakan akan membengkak menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050 dan masalah keamanan pangan global akibat cuaca ekstrem dan konflik juga telah meningkatkan minat terhadap nutrisi berkualitas tinggi dan ekonomis yang disediakan oleh serangga.
Di Singapura, semua serangga yang disetujui untuk dikonsumsi manusia harus dibudidayakan di lingkungan yang terkendali dan tidak dipanen dari alam liar, dan tidak boleh diberi makan kontaminan seperti pupuk kandang atau makanan busuk, menurut badan pangan.
Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah serangga akan menjadi ciri khas makanan Singapura atau apakah permintaan akan menurun seperti yang terjadi pada produk daging palsu. Namun untuk saat ini, beberapa pengunjung restoran mengatakan mereka senang mengembangkan selera terhadap serangga.