10 Potret Museum Mentega yang Simpan Peralatan Produksi Kuno

The Butter Museum yang berlokasi di Shandon, California, Amerika Serikat menyimpan jejak pembuatan mentega dari masa ke masa. Dibuktikan dengan kemasan pembungkus mentega yang digunakan sejak ratusan tahun silam. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Di masa lampau, wadah mentega masih menggunakan kayu. Kotak mentega dari kayu Swedia ini terkenal memiliki kualitas terbaik pada masanya. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Jika di era modern mentega dicetak dengan berbagi teknologi canggih, dahulu pencetaknya masih manual. Ada dua bilah kayu dengan ukuran untuk menciptakan mentega yang cantik. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Zaman sekarang masih ada pengocok mentega manual, tetapi bahannya sudah menggunakan stainless steel dan kaca. Sementara di zaman dahulu pengocoknya masih berupa tong kayu sederhana. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Kemasan berdesain klasik masih disusun dengan apik di sini. Tak hanya mentega lokal, tetapi mentega kuno dari Irlandia sekalipun disimpan jejaknya di The Butter Museum. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Untuk mengumpulkan susu sebagai bahan utama mentega, produsen di masa lampau hanya mengandalkan wadah gerabah. Baki ini setiap harinya digunakan untuk membawa susu segar dari sapi ke mesin pengocok mentega. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Seiring berjalannya waktu, mulai muncul penyaring lemak susu berbahan keramik. Saat itu keramik dipilih karena dianggap takkan mengontaminasi susu sapi yang digunakan. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Setelah mentega mulai padat usai dikocok, tahapan selanjutnya ialah menyendok mentega dan memisahkan dari buttermilk. Ratusan tahun yang lalu hanya ada sendok kayu berluban untuk membantu proses ini. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Ada penampakan menarik dari museum ini. Salah satu sudutnya sengaja diciptakan sebagai 'Wall of Fame' untuk koleksi berbagai kemasan mentega di seluruh dunia dari masa ke masa. Foto: Instagram/thebuttermuseum

Mendiang Don Humphrey merupakan salah satu pemandu museum yang populer dan kerap mendemokan aksi membuat mentega segar. Saking cintanya pada mentega, akhir hayatnya dihabiskan untuk mengabdi pada museum ini. Foto: Instagram/thebuttermuseum