10 Tempat Makan Tertua di Jepang yang Masih Diserbu Pengunjung

Morihachi terkenal sejak 1625 menjadi penyaji wagashi atau hidangan penutup khas Jepang. Hingga sekarang restorannya tak hanya diabadikan sebagai tempat makan tetapi juga untuk bernostalgia. Foto: Taste Atlas
Kyoto tak hanya menyimpan matcha yang enak. Di sini ada tempat makan Namagashi, dessert khas Jepang, yang telah berdiri sejak 1803 dengan nama Tsuruya Yoshinobu. Foto: Taste Atlas
Camilan manis bernama yatsuhashi cukup terkenal di Jepang, tak hanya menjadi teman minum teh bahkan sampai dijadikan oleh-oleh. Izutsu Yatsuhashi Honpo yang berdiri sejak 1805 terkenal sebagai penjual yatsuhashi paling ikonik di Kyoto. Foto: Taste Atlas
Menyajikan makanan penutup yang diolah dari jelly dan pasta kacang merah, Eitaro Sohonpo telah beroperasi sejak 1818. Walaupun ikonik dan legendaris, tetapi pilihan menunya dipadukan dengan citarasa modern. Foto: Taste Atlas
Menikmati warabimochi yang kenyal dari gula merah bisa datang ke Bashodo. Toko yang telah berdiri sejak 1868 di Osaka, Jepang terkenal dengan kualitas warabimochi yang otentik dan terjaga. Foto: Taste Atlas
Roti manis dengan isian kacang merah khas Jepang yang legendaris bisa dibeli dari Ginza Kimuraya. Toko yang telah berdiri sejak 1869 ini menjadi toko roti ikonik yang ramai didatangi di Chuo, ginza, Jepang. Foto: Taste Atlas
Berbeda dengan mochi biasa, dango banyak disukai karena penampilannya yang cantik nan kenyal. Adalah Aksaka Aono yang telah buka di Jepang sejak 1899 terkenal sebagai toko mochi dango tertua di Minato. Foto: Taste Atlas
Zenzai adalah sajian mochi unik di dalam mangkuk dengan bubur kacang azuki sebagai pelengkapnya. Di chiyoda, ada toko penyaji zenzai bernama Takemura yang telah buka sejak 1930. Foto: Taste Atlas
Pecinta es krim dengan pasta kacang merah layak untuk mendatangi Mihashi Ueno Honten. Toko es krim di Taito, Jepang ini populer dengan suguhan es krimnya sejak 1948. Foto: Taste Atlas
Rikuro Ojisan yang eksis sejak 1957 disebut-sebut sebagai pencetus Japanese cheesecake yang enak. Sejak pertama buka baik penduduk lokal maupun turis banyak yang antre demi kue di sini. Foto: Taste Atlas