Adalah Coto Makassar Syamsul Daeng Ngawing, warung coto Makassar yang terkenal legendaris. Warung ini sudah berdiri sejak 1970, resepnya diwariskan turun temurun. Foto: detikcom/Riska Fitria
Warung ini sempat berpindah-pindah tempat dan mulai menetap di kawasan Senen, Jakarta Pusat sejak 2003. Warungnya berdekatan dengan deretan lapak nasi Kapau. Foto: detikcom/Riska Fitria
Saat pertama kali jualan, coto Makassar di sini dibanderol Rp 1.500 per porsi. Kini, seporsinya dibanderol Rp 30.000. Foto: detikcom/Riska Fitria
Untuk isiannya bisa pilih full daging sapi atau dicampur dengan jeroan sapi, seperti babat, limpa, paru, lidah, usus, hati, jantung, dan otak sapi. Foto: detikcom/Riska Fitria
Yang menarik, warung ini buka 24 jam dan kompor untuk memasak kuahnya tak pernah dimatikan. Kuahnya disajikan keruh dengan campuran kacang tanah. Foto: detikcom/Riska Fitria
Cotonya disajikan dalam mangkuk berukuran kecil diameter 12 cm. Kuahnya disajikan agak hambar, jadi kamu bisa menambahkan garam yang sudah disediakan di meja. Foto: detikcom/Riska Fitria
Bisa juga menambahkan kucuran air jeruk nipis agar rasanya jadi gurih. Isian daging dan jeroan sapinya juga disajikan royal. Foto: detikcom/Riska Fitria
Makan coto Makassar di sini juga bisa pakai buras dan ketupat seharga Rp 4.000. Biasanya pengunjung suka pakai buras karena rasanya lebih gurih dari ketupat. Foto: detikcom/Riska Fitria
Baik buras dan ketupat sudah tersaji di setiap meja, lengkap dengan gorengan seperti jalangkote dan bakwan seharga Rp 4.000. Foto: detikcom/Riska Fitria
Warung coto Makassar ini jadi langganan beberapa artis dan pejabat, salah satunya ada Denny Sumargo dan Jusuf Kalla yang pernah mengundang ke Istana. Foto: detikcom/Riska Fitria