Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini

Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Sekilas tampak seperti rumah biasa, kedai Bakmi Tan di Cikini ini menawarkan bakmi tanpa pengawet dan MSG yang halal. Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Ko Petrus sang pemilik kedai menceritakan bahwa ia mulai berjualan mie sejak tahun 1970 dan masih bertahan sampai sekarang. Semuanya ia siapkan sendiri. Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Mie homemade dibuat pakai telur bebek dan tanpa pengawet atau campuran apapun, jadi mie hanya kuat di suhu ruangan selama 1-2 jam. Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Lalu ada Suikiaw yang dibuat dadakan ketika ada yang pesan, menggunakan isian daging udang dan ayam yang dicincang halus. Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Menu utama yang paling banyak dipesan ada Bakmi Bakso Sapi (Rp 64.000) dan Bakmi Swikiaw Shitake (Rp 64.000).  Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Mie diracik tanpa menggunakan minyak ayam melainkan minyak dari campuran kacan tanah dan kacang kedelai. Tanpa bawang putih dan minyak hewani. Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Ukuran suikiawnya  cukup besar mirip seperti gyoza, rasanya tidak terlalu asin cocok disantap dengan bakmi dan kaldu ayam.  Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Lalu ada menu Bihun Pangsit Swikiaw Shitake (Rp 64.000), di sini Ko Petrus menggunakan jenis bihun beras yang lebih tinggi serat. Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Bihun direndam menggunakan air panas selama kurang dari 2-3 menit agar teksturnya tidak hancur. Rasanya sama enaknya dengan bakmi. Foto: detikFood
Lezatnya Legendaris! Bakmi Topping Ayam Kampung Halal di Cikini
Terakhir ada Otak-otak (Rp 35.000) dan Bakso Goreng Ayam (Rp 35.000). Kedua camilan ini dibuat secara homemade oleh Ko Petrus. Foto: detikFood
Sekilas tampak seperti rumah biasa, kedai Bakmi Tan di Cikini ini menawarkan bakmi tanpa pengawet dan MSG yang halal. Foto: detikFood
Ko Petrus sang pemilik kedai menceritakan bahwa ia mulai berjualan mie sejak tahun 1970 dan masih bertahan sampai sekarang. Semuanya ia siapkan sendiri. Foto: detikFood
Mie homemade dibuat pakai telur bebek dan tanpa pengawet atau campuran apapun, jadi mie hanya kuat di suhu ruangan selama 1-2 jam. Foto: detikFood
Lalu ada Suikiaw yang dibuat dadakan ketika ada yang pesan, menggunakan isian daging udang dan ayam yang dicincang halus. Foto: detikFood
Menu utama yang paling banyak dipesan ada Bakmi Bakso Sapi (Rp 64.000) dan Bakmi Swikiaw Shitake (Rp 64.000).  Foto: detikFood
Mie diracik tanpa menggunakan minyak ayam melainkan minyak dari campuran kacan tanah dan kacang kedelai. Tanpa bawang putih dan minyak hewani. Foto: detikFood
Ukuran suikiawnya  cukup besar mirip seperti gyoza, rasanya tidak terlalu asin cocok disantap dengan bakmi dan kaldu ayam.  Foto: detikFood
Lalu ada menu Bihun Pangsit Swikiaw Shitake (Rp 64.000), di sini Ko Petrus menggunakan jenis bihun beras yang lebih tinggi serat. Foto: detikFood
Bihun direndam menggunakan air panas selama kurang dari 2-3 menit agar teksturnya tidak hancur. Rasanya sama enaknya dengan bakmi. Foto: detikFood
Terakhir ada Otak-otak (Rp 35.000) dan Bakso Goreng Ayam (Rp 35.000). Kedua camilan ini dibuat secara homemade oleh Ko Petrus. Foto: detikFood