Sekilas tampak seperti rumah biasa, kedai Bakmi Tan di Cikini ini menawarkan bakmi tanpa pengawet dan MSG yang halal. Foto: detikFood
Ko Petrus sang pemilik kedai menceritakan bahwa ia mulai berjualan mie sejak tahun 1970 dan masih bertahan sampai sekarang. Semuanya ia siapkan sendiri. Foto: detikFood
Mie homemade dibuat pakai telur bebek dan tanpa pengawet atau campuran apapun, jadi mie hanya kuat di suhu ruangan selama 1-2 jam. Foto: detikFood
Lalu ada Suikiaw yang dibuat dadakan ketika ada yang pesan, menggunakan isian daging udang dan ayam yang dicincang halus. Foto: detikFood
Menu utama yang paling banyak dipesan ada Bakmi Bakso Sapi (Rp 64.000) dan Bakmi Swikiaw Shitake (Rp 64.000). Foto: detikFood
Mie diracik tanpa menggunakan minyak ayam melainkan minyak dari campuran kacan tanah dan kacang kedelai. Tanpa bawang putih dan minyak hewani. Foto: detikFood
Ukuran suikiawnya cukup besar mirip seperti gyoza, rasanya tidak terlalu asin cocok disantap dengan bakmi dan kaldu ayam. Foto: detikFood
Lalu ada menu Bihun Pangsit Swikiaw Shitake (Rp 64.000), di sini Ko Petrus menggunakan jenis bihun beras yang lebih tinggi serat. Foto: detikFood
Bihun direndam menggunakan air panas selama kurang dari 2-3 menit agar teksturnya tidak hancur. Rasanya sama enaknya dengan bakmi. Foto: detikFood
Terakhir ada Otak-otak (Rp 35.000) dan Bakso Goreng Ayam (Rp 35.000). Kedua camilan ini dibuat secara homemade oleh Ko Petrus. Foto: detikFood