Sri Yuliastuti atau akrab disapa Uni Tutie adalah sosok dibalik Rendang Uni Tutie. Ia merintis usahanya ini sejak 2015. Foto: detikFood
Berawal dari ketidaksengajaannya, kini produk rendang buatannya justru bisa memasuki pasar ekspor di berbagai negara. Ia iseng mengunggah masakannya ke Facebook dan mendapatkan banyak pesanan. Foto: detikFood
Usaha rendang rumahan miliknya terus berjalan dan berkembang. Sampai akhirnya pada 2017, Uni Tutie mendapatkan tawaran maklon dari sebuah perusahaan dengan jumlah yang fantastis, yaitu 30 ton dalam 1 bulan. Foto: detikFood
Tawaran kerjasama dari perusahaan tersebut akhirnya disanggupi oleh Uni Tutie. Semua persayaratan diurus olehnya, mulai dari BPOM RI MD (Makanan Dalam) hingga HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Foto: detikFood
Bukan waktu yang sebentar bagi Uni Tutie mengurus semua sertifikasi dan izin edar. Ia menghabiskan waktu hingga 2 tahun, BPOM RI MD keluar pada tahun 2019, kemudian HACCP tahun 2020. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Setelah Rendang Uni Tutie berhasil mendapatkan HACCP, produknya langsung mendapatkan tawaran ekspor ke Amerika. Namun, produk yang bisa masuk adalah rendang jengkol, rendang kacang merah, dan bumbu rendang saja. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Rendang Uni Tutie juga memiliki beragam inovasi. Selain inovasi pada jenis-jenis rendang yang ditawarkan, ia juga membuat produk nasi instan. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Produk nasi instan itu ditawarkan per buah atau per paket yang juga berisikan lauk dan sambal. Ia berharap pembuatan produk nasi instan itu bisa bermanfaat, terutama ketika ada bencana alam. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
detikFood telah mencoba paket nasi instan lauk rendang dari Uni Tutie. Produk itu bisa langsung dimakan atau dihangatkan sesuai instruksi. Foto: Andi Annisa DR/detikfood
Untuk nasi instan, rasanya cukup enak tetapi jadi mirip ketupat. Sedangkan, lauk rendangnya sangat nikmat, apalagi ketika dicampurkan dengan sambal hijaunya. Foto: Andi Annisa DR/detikfood