Sate Mase yang berlokasi di kawasan Haji Nawi, Jakarta Selatan ini cocok sekali dikunjungi buat yang lapar tengah malam. Karena, restoran ini buka selama 24 jam atau tak pernah tutup. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Tempat makannya juga cukup nyaman, ada area AC yang bisa ditempati untuk bersantap. Kalau ingin makan bersama rombongan atau grup tempatnya juga cocok karena cukup luas. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Sate Mase tak hanya menawarkan satu jenis sate saja, tapi beberapa macam racikan. Tentunya ada dua jenis sate populer, yaitu sate klatak dan maranggi. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Seperti sate klatak yang kerap ditemui di Yogyakarta, di sini juga disajikan menggunakan tusukan jeruji besi. Sate ini juga dibakar dua kali dengan proses pencelupan bumbu. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Sate klatak ini disajikan dengan irisan bawang merah, cabe rawit, tomat, dan jeruk limau. Sebelum disantap, jeruk limau dikucurkan terlebih dahulu. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Sate maranggi (Rp 58.000) yang kami pesan berisikan 10 tusuk sate daging sapi, termasuk nasi putihnya. Potongan daging sapinya juga cukup besar, jadi sepadan dengan harganya. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Tengkleng kambing di sini baru dihangatkan ketika kami memesannya. Seporsinya dibanderol Rp 52.000 dan cukup besar untuk makan tengah. Kuah tengklengnya sangat mlekoh gurih. Pas sekali kami nikmati bersama nasi putih. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari