Terhitung lebih dari 30 penjual gultik yang tersebar di daerah Blok M ini. Hal ini makin mengukuhkan istilah 'tikungan'. Salah satu nya yang paling laris adalah Gulai Tikungan Pak Agus Budi. Foto: detikFood
Gultik Pak Agus Budi ini memiliki rating nyaris sempurna di Google Reviews. Dengan ulasan sudah mencapai 2,4 ribu. Patokannya, Gultik Pak Agus Budi berjualan persis depan perempatan Blok M Plaza, di bawah lambang Matahari. Foto: detikFood
Sudah berjualan dari tahun 1982 gultik Pak Agus Budi selalu diserbu anak-anak muda. Silih berganti mereka mengisi perut di sana hingga lintas generasi. Foto: detikFood
Rasa Gultik di sini itu beda dengan Gultik lainnya, rempah dan bumbunya itu lebih terasa, lebih ‘ngikat’. Foto: detikFood
Kalau di Gultik Pak Agus Budi, potongan daging yang digunakan adalah bagian has dalam, yang tanpa lemak. Tapi mereka juga pakai potongan daging berlemak atau sandung lamur, untuk pembeli yang suka daging berlemak. Foto: detikFood
Proses masak gulai ini sampai 3 jam. Jadi mulai masak masak jam 1 siang, buat dibawa jualan jam 4 sore, sehingga gulainya itu masih fresh. Seporsinya dari Rp 10 ribu saja. Foto: detikFood
Selain menu gultik, hampir setiap penjual menyediakan menu sate-satean seharga Rp 5 ribu per tusuk. Termasuk di Gultik Pak Agus Budi, semua sate di sini dibuat sendiri. Ada sate kulit ayam, usus ayam, ati ampela, bakso hingga telur puyuh. Foto: detikFood
Rasa kuah gultiknya memang tidak terlalu asin, tapi lebih dominan ke paduan bumbu gule Jawa, santan dan kaldu sapi yang legit jadi satu. Foto: detikFood
Potongan dagingnya cukup unik, karena teksturnya ini lebih ke garing karena irisannya tipis dan sudah direbus berjam-jam dengan kuah gulai. Tapi di situ lah ciri khasnya. Foto: detikFood
etiap harinya mereka bisa menjual lebih dari 200 porsi gultik. Mereka buka dari jam 4 sore hingga jam 3 pagi. Tapi biasanya jam 12 malam pun semua dagangan sudah ludes terjual. Foto: detikFood