Legendaris! Ledre Laweyan yang Masih Eksis Sejak 1984

Ledre Laweyan, jajanan tradisional di Solo yang masuk Serat Centhini
Kawasan Solo, Jawa Tengah terkenal dengan wisata kulinernya yang menggugah selera. Banyak tempat makan legendaris yang dapat dikunjungi saat liburan di kota Batik ini. Salah satu yang menarik perhatian adalah ledre. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre Laweyan, jajanan tradisional di Solo yang masuk Serat Centhini
Bertemu dengan Susilo, pemilik Ledre Laweyan generasi kedua ini menjelaskan kalau telah berjualan sejak 1984. Saat itu, usahanya dijalankan oleh sang ibu, Sri Martini. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre Laweyan, jajanan tradisional di Solo yang masuk Serat Centhini
Ledre yang saat ini ditawarkan di warungnya sudah dimodifikasi, agak berbeda dari racikan aslinya. Tak hanya ketan dan kelapa saja, tapi racikan ledre juga ditambahkan pisang. Ledre Laweyan menggunakan pisang raja untuk campurannya. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre Laweyan, jajanan tradisional di Solo yang masuk Serat Centhini
Variasi yang ditawarkan juga lebih disesuaikan dengan selera pasar. Selain ledre original, warung ini juga menawarkan varian cokelat, keju, dan cokelat keju. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre Laweyan, jajanan tradisional di Solo yang masuk Serat Centhini
Ledre disebutkan dalam Serat Centhini sebagai olahan makanan yang dibuat dalam rangka pelaksanaan pesta pernikahan, seperti dikutip dari Kuliner Jawa Dalam Serat Centhini di Repositori Kemdikbud (14/11). Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre Laweyan, jajanan tradisional di Solo yang masuk Serat Centhini
Ledre Laweyan bertekstur basah dan ketannya juga terasa. Sedangkan, ledre isen kering dan digulung hingga bentuknya menyerupai semprong. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Kawasan Solo, Jawa Tengah terkenal dengan wisata kulinernya yang menggugah selera. Banyak tempat makan legendaris yang dapat dikunjungi saat liburan di kota Batik ini. Salah satu yang menarik perhatian adalah ledre. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Bertemu dengan Susilo, pemilik Ledre Laweyan generasi kedua ini menjelaskan kalau telah berjualan sejak 1984. Saat itu, usahanya dijalankan oleh sang ibu, Sri Martini. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre yang saat ini ditawarkan di warungnya sudah dimodifikasi, agak berbeda dari racikan aslinya. Tak hanya ketan dan kelapa saja, tapi racikan ledre juga ditambahkan pisang. Ledre Laweyan menggunakan pisang raja untuk campurannya. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Variasi yang ditawarkan juga lebih disesuaikan dengan selera pasar. Selain ledre original, warung ini juga menawarkan varian cokelat, keju, dan cokelat keju. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre disebutkan dalam Serat Centhini sebagai olahan makanan yang dibuat dalam rangka pelaksanaan pesta pernikahan, seperti dikutip dari Kuliner Jawa Dalam Serat Centhini di Repositori Kemdikbud (14/11). Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Ledre Laweyan bertekstur basah dan ketannya juga terasa. Sedangkan, ledre isen kering dan digulung hingga bentuknya menyerupai semprong. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari