Terinspirasi dari rumah Joglo khas Jawa, ada kedai teh yang nyaman di kawasan Gandaria. Bangunan yang didominasi oleh kayu ini bersembunyi di dalam gang yang sempit. Foto: detikcom
Saat memasuki areanya, para pelanggan akan disambut puluhan jenis artisan teh. Tak hanya itu pajangan cangkir yang cantik juga seolah menyapa. Foto: detikcom
Menurut pekerjanya, mereka memiliki sekitar 12 single origin teh. Tetapi jika digabung dengan racikan artisannya, ada sebanyak 42 teh yang bisa dicicipi di sini. Foto: detikcom
Saat menyambanginya, detikfood memesan satu jenis single origin. White Tea yang menggunakan racikan khas House of Tea jadi pilihan pertama kami. Foto: detikcom
Rasa tehnya yang lembut semakin terasa seiring dengan menurunnya suhu. Perlahan ada sentuhan rasa sepat di ujung lidah ketika disesap. Foto: detikcom
Tak hanya itu, kami juga boleh meracik teh artisan kami sendiri. Kami memilih Black Tea Special yang dipadukan dengan rosella, lemon kering, dan kayumanis. Foto: detikcom
Black Tea Special khas House of Tea memiliki rasa manis alaminya sendiri. Tetapi ketika ditambahkan rempah kering rasanya menjadi asam dengan aroma kayu manis dan bercampur dengan seimbang. Foto: detikcom
Selain teh panasnya, ada juga mocktail tea yang bisa dipesan. Butterfly Pea Carica yang ditambah dengan potongan pepaya gunung menjadi pilihan kami. Foto: detikcom
Rasanya tak lengkap jika hanya minum teh tanpa pendamping. Risoles ragout ayam kami pesan sebagai teman minum teh malam itu. Foto: detikcom
Ternyata menu camilan lainnya juga ada pisang goreng yang renyah. Menggunakan pisang tanduk, tekstur pisang yang pas dengan sentuhan rasa manis dan sepat terasa memanjakan lidah. Foto: detikcom