Di Bandung, cireng menjadi jajanan favorit yang enak dan relatif terjangkau. Bernama Cireng Racing EBN, ada belasan varian rasa yang ditawarkan di sini. Foto: detikcom
Dijajakan di sebuah mobil tua, Cireng Racing menawarkan 17 varian isi. Mulai dari yang rasanya tidak pedas hingga pedas menyengat. Foto: detikcom
Variannya ada ayam pedas, janda menggoda (jando), usus, ati ayam, bakso, sosis, cui, kwetiau, kikil, kambing, udang, nugget, ayam telanjang (ayam tidak pedas), kornet, kejurela (mozzarella), dan masih banyak lagi. Foto: detikcom
Antusias yang tinggi dari pelanggannya membuat cireng ini laris hingga 800 buah per hari. Bahkan ada juga yang sudah mengantre langsung di rumah produksinya. Foto: detikcom
"Satu wadah itu isinya bisa sekitar 30 lebih. Kalau sehari ya kira-kira 800an sih. Kayaknya nggak pernah kalau sampai 1.000," ucap penjual Cireng Racing. Foto: detikcom
Setiap malam antrean Cireng Racing selalu mengular. Walaupun begitu penjualnya memiliki trik untuk mengurai antrean dengan teknik menggoreng yang unik. Foto: detikcom
Penjualnya menggunakan tusuk gigi sebagai kode cireng-cireng milik pelanggannya. Ada yang ditusuk 1 tusuk gigi, 2, 3, dan seterusnya. Foto: detikcom
Perpaduan rasa gurih dan pedas menyengat seolah langsung memanaskan lidah. Terlebih jika disantap selagi panas yang cocok untuk membuat mata terbuka saat malam hari. Foto: detikcom
Bumbu pedasnya digunakan pada isian seperti ayam pedas, jando, dan beberapa varian lain. Kepedasannya begitu menantang ketika menyentuh lidah. Foto: detikcom
Cireng Racing buka pukul 18.30 dan memang cocok ketika cuaca mulai dingin. Bagi yang tak suka rasa pedas ada varian non-pedas yang bisa dinikmati di sini. Foto: detikcom