Pada Sabtu (10/6) siang, ada kelas teh bersama Bambang Laresolo, seorang certified tea sommelier. Ia mengungkap teh bisa dipadupadankan dengan kue-kue tradisional Indonesia.
Ini white tea dari daerah Gambung, Jawa Barat yang diseduh secara cold brew. Aromanya floral dengan after taste manis seperti madu.
Pencinta kopi dan kuliner juga semangat mengikuti talkshow bersama Ronald Prasanto dan Natalia Tanyadji. Mereka membahas kopi tradisional bisa dimakan tanpa croissant.
Pendampingnya adalah aneka kue tradisional. Natalia selaku pemilik Toko Kue Mama Makassar memperkenalkan toloba, cucuru bayao, dan putu pesse.
Usai talkshow, peserta dan narasumber tampak berfoto bersama. Diskusi hangat ini membuka pandangan peserta mengenai cara menikmati kopi.
Sore harinya juga berlangsung kelas membuat tempe bersama Wida Winarno dari Indonesia Tempe Movement. Ia mencontohkan tempe bisa dibuat dari kacang merah dan hijau.
Festival WTF juga dilengkapi kehadiran booth kuliner legendaris dari berbagai daerah. Salah satunya mie baso khas Tasik ini.
Lalu ada Bakwan Sultan yang menawarkan bakwan khas Pontianak. Bakwannya dibuat langsung oleh ibu Meri asal Pontianak.
Tampilan bakwan Pontianak yang garing, gurih, dan renyah. Enaknya dimakan dengan cocolan sambal!
Jajanan choipan dan mie baso Tasik juga sayang dilewatkan. Semua jajanan ini bisa dinikmati di area foodcourt Cindaga yang ada di lantai 5.
Mau tauge goreng? Di Festival WTF kamu juga bisa mencicipinya. Tak usah jauh-jauh ke Bogor nih!
Dijajakan di gerobak, ada nasi gandul dan nasi jamblang yang bisa dicicipi pengunjung. Racikan nasi rames nusantara ini juga menarik selera.
Salah satu booth minuman yang menarik perhatian, Karukku. Mereka menyajikan air legen dalam kemasan modern.
Air legennya berasal dari Tuban kemudian diracik dengan aneka tambahan layaknya mocktail. Wah segar!
Ini varian air legen yang sudah ditambahkan nanas dan jeruk. Cita rasa asam khas air legen berpadu sempurna dengan buah-buahan.