DetikFood berkesempatan mempelajari tradisi menyajikan dan menikmati kopi ala orang Arab di Embrace Doha dalam rangkaian Qatar-Indonesia 2023 Years of Culture. Foto: detikcom/Riska Fitria
Embrace Doha sendiri merupakan rumah budaya yang berbasis di Souq Al Wakrah, Qatar. Di tempat ini pengunjung bisa mengenal budaya dan warisan Qatar, termasuk tradisi minum kopi. Foto: detikcom/Riska Fitria
Kopi Arab yang disebut Qahwa ini tidak berwarna hitam, melainkan berwarna kuning kecoklatan. Rasanya pun cenderung seperti jamu, karena diracik dengan rempah. Foto: detikcom/Riska Fitria
Bagi orang Arab, qahwa merupakan simbol keramahtamahan dan kedermawanan. Karenanya qahwa tak terpisahkan dari adat istiadat bangsa Arab. Foto: detikcom/Riska Fitria
Ketika tamu datang, qahwa disajikan pertama kali sebelum hidangan lain. Jika tamu bukan termasuk orang yang minum kopi, tuan rumah harus tetap menyajikan qahwa sebagai bentuk penghormatan dan untuk menunjukkan sikap kedermawanan. Foto: detikcom/Riska Fitria
Qahwa tidak disajikan di meja layaknya suguhan tamu pada umumnya. Penyajian qahwa juga tidak bersifat self-service. Qahwa harus disajikan langsung, dituangkan oleh tuan rumah kepada tamu. Foto: detikcom/Riska Fitria
Orang yang menyajikan qahwa disebut muqahwi. Qahwa kemudian ditampung dalam dallah, teko khas yang memiliki corong panjang dan melengkung seperti paruh burung. Foto: detikcom/Riska Fitria
Saat menyajikan qahwa, muqahwi memegang dallah dan menuangkan qahwa menggunakan tangan kiri. Sementara tangan kanannya memegang 3-5 gelas berukuran mini tanpa gagang atau yang disebut finjaan. Foto: detikcom/Riska Fitria
Etika menyajikan qahwa juga dilihat dari usia tamu. Orang yang lebih tua atau yang mendapatkan kehormatan akan disajikan lebih dulu, baru kemudian yang muda. Foto: detikcom/Riska Fitria
Pertama, tamu harus bersedia dituangkan qahwa baik mau ataupun tidak. Ini sebagai bentuk kedermawanan tuan rumah. Jika tamu menolak, tamu dianggap tidak sopan. Foto: detikcom/Riska Fitria