Jauh sebelum Eka Ria dikenal. Restoran ini pertama kali dibuka pada tahun 1925 di daerah Pecinan, Glodok, dengan nama ‘JIT LOK JUN’ oleh Tjoeng Tan. Hingga sekarang, restoran ini masih konsisten sajikan hidangan kanton. Foto: detikFood
Dijalankan secara turun temurun, bagi banyak orang nama Restoran Eka Ria tentunya sudah tidak asing lagi. Terutama mereka yang sudah berusia lanjut, restoran ini mungkin memiliki kenangan tersendiri bagi mereka. Foto: detikFood
Karena pendiri generasi pertama Eka Ria datang dari China memang sudah jago masak. Terutama masakan khas Kanton. Hampir semua menu makanan di Restoran Eka Ria ini, spesialis hidangan Kanton. Foto: detikFood
Salah satu menu andalan yang sudah ada sejak tahun 1925 ada Burung Dara Jit Lok Jun yang menggunakan burung dara muda. Foto: detikFood
Kemudian ada Ayam Asam Manis, Ian Dori Asam Manis, Angtomie, Sate Shanghai, sampai Nasi Manis yang Unik. Foto: detikFood
“Di Eka Ria, yang sejak dulu mempertahankan rasa dan ciri khas yang diajarkan secara turun temurun,” tutur Koko Chung, yang masih aktif memasak di dapur Eka Ria dari tahun 1987. Foto: detikFood
Restoran ini bertahan atau sudah melalui tiga order. Pertama orde penjajahan Belanda, masa kedudukan Jepang dan masa kemerdekaan. Foto: detikFood
Tidak hanya orang-orang keturunan Tionghoa saja yang makan di restoran kami. Tapi orang Belanda pun dulu sering makan di sini. Foto: detikFood
Sekitar 80% menu di sini semuanya makanan khas Kanton. Tentunya tetap menggunakan resep keluarga dari keluarga Tjoeng Tan. Foto: detikFood
Kini Koko Chung melakukan banyak inovasi agar tetap bisa bersaing dengan banyaknya restoran baru yang bermunculan. Salah satunya dengan menganalisa atau riset pasar, dan mencari tahu apa yang pengunjung inginkan. Foto: detikFood