Nikmatnya Sate Pasar Seni di Lombok Berkuah Pedas Nyengat

Sudah Berjualan 24 Tahun, Sate Pasar Seni Senggigi Tetap Diantre Pengunjung
Saat berkunjung ke Senggigi, kami mampir ke salah satu penjual sate rembiga terkenal di depan Pasar Seni. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sudah Berjualan 24 Tahun, Sate Pasar Seni Senggigi Tetap Diantre Pengunjung
Sate Pasar Seni sudah berdiri sejak tahun 1997. Kurang lebih usianya 24 tahun dan masih tetap eksis hingga saat ini. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sudah Berjualan 24 Tahun, Sate Pasar Seni Senggigi Tetap Diantre Pengunjung
Dinamakan Sate Pasar Seni karena berlokasi tepat di depan Senggigi Art Market. Warung ini hanya bermodalkan lapak tenda kaki lima. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sudah Berjualan 24 Tahun, Sate Pasar Seni Senggigi Tetap Diantre Pengunjung
Sate rembiga di Pasar Seni ini agak berbeda dengan warung lainnya. Karena penyajiannya tak hanya menggunakan lontong atau ketupat, melainkan ada urap sayur, sayur tempe kuah santan, dan sambal yang pedas menyengat. Satu porsinya ditawarkan dengan harga Rp 25.000 berisikan paket sate lengkap. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sudah Berjualan 24 Tahun, Sate Pasar Seni Senggigi Tetap Diantre Pengunjung
Sate yang disajikan tak hanya terbuat dari daging sapi, tapi ada juga yang menggunakan daging ayam, ikan, usus sapi, dan hati sapi. Sebelum dibakar, sate dimarinasi dengan bumbu gurih terlebih dahulu hingga rasanya meresap. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sudah Berjualan 24 Tahun, Sate Pasar Seni Senggigi Tetap Diantre Pengunjung
Rasa sate yang gurih menjadi paduan yang sedap ketika dinikmati bersama lontong dan pelengkap lainnya. Potongan dagingnya tak begitu tebal, sehingga teksturnya agak kering namun tetap empuk. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sudah Berjualan 24 Tahun, Sate Pasar Seni Senggigi Tetap Diantre Pengunjung
Untuk pecinta pedas, bisa menambahkan sambal. Nurul sangat merekomendasikannya karena rasa Sate Pasar Seni jadi makin lezat. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Saat berkunjung ke Senggigi, kami mampir ke salah satu penjual sate rembiga terkenal di depan Pasar Seni. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sate Pasar Seni sudah berdiri sejak tahun 1997. Kurang lebih usianya 24 tahun dan masih tetap eksis hingga saat ini. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Dinamakan Sate Pasar Seni karena berlokasi tepat di depan Senggigi Art Market. Warung ini hanya bermodalkan lapak tenda kaki lima. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sate rembiga di Pasar Seni ini agak berbeda dengan warung lainnya. Karena penyajiannya tak hanya menggunakan lontong atau ketupat, melainkan ada urap sayur, sayur tempe kuah santan, dan sambal yang pedas menyengat. Satu porsinya ditawarkan dengan harga Rp 25.000 berisikan paket sate lengkap. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Sate yang disajikan tak hanya terbuat dari daging sapi, tapi ada juga yang menggunakan daging ayam, ikan, usus sapi, dan hati sapi. Sebelum dibakar, sate dimarinasi dengan bumbu gurih terlebih dahulu hingga rasanya meresap. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Rasa sate yang gurih menjadi paduan yang sedap ketika dinikmati bersama lontong dan pelengkap lainnya. Potongan dagingnya tak begitu tebal, sehingga teksturnya agak kering namun tetap empuk. Foto: detikcom/Yenny Mustika
Untuk pecinta pedas, bisa menambahkan sambal. Nurul sangat merekomendasikannya karena rasa Sate Pasar Seni jadi makin lezat. Foto: detikcom/Yenny Mustika