Bakso Malang Gangsar tak pernah sepi pembeli, apalagi setelah menu bakso ini viral di media sosial. Banyak orang rela datang dari jauh demi cicip bakso Malang di sini.
Pemiliknya, ibu Mujiati mengatakan ia sudah berjualan 10 tahun di Kebon Kacang. Tapi usaha Bakso Malang Gangsar sebenarnya sudah lebih lama lagi.
Ia dan sang suami pertama kali jualan bakso tahun 1988 di SMAN 82 Jakarta, Kebayoran Baru. Artinya, sudah sekitar 33 tahun, racikan baksonya ditawarkan pada masyarakat.
Bakso Malang Gangsar juga jadi spot kuliner hits di kalangan ibu-ibu usai belanja di Tanah Abang atau Thamrin City. "Orang Riau, Malaysia, pada makan di sini," sambung ibu Mujiati.
Soal menu, Bakso Malang Gangsar menyediakan tiga menu utama yaitu bakso kecil/urat/keju seharga Rp 16 ribu, bakso telur Rp 22 ribu, dan bakso beranak Rp 35 ribu.
Seperti ini tampilan semangkuk bakso urat seharga Rp 16 ribu. Isiannya beragam, termasuk pelengkap seperti tahu putih, pangsit siomay, dan bakso halus.
Secara keseluruhan, adonan bakso di sini memiliki tekstur empuk dan rasa dagingnya cenderung kuat. Pada bakso urat, teksturnya sedikit lebih kenyal daripada bakso halus, namun tidak alot.
Mau menu lengkap dan jumbo? Coba bakso beranak yang dibanderol Rp 35 ribu ini. Isian baksonya benar-benar 'beranak'! Ada telur ayam, keju, bakso halus, tetelan, hingga urat.
Nama Gangsar disematkan karena memiliki arti 'lancar seperti air'. Ibu Mujiati pun mensyukuri sejauh ini usahanya tidak memiliki hambatan berarti.
Bakso Malang Gangsar buka setiap hari kecuali Senin. Waktu operasionalnya pukul 15.30-22.00, khusus malam Minggu sampai 00.00.