Pada salah satu kesempatan, detikcom melihat langsung tahapan pembuatan Galendo dari pabriknya di Ciamis. Salah satunya di perajin Galendo milik Nana (Moro-moro Galendo Asli) Kelurahan Cigembor, Kecamatan Ciamis yang sudah memproduksi galendo selama 27 tahun. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Pertama ratusan butir kelapa dikupas dan diparut menggunakan mesin. Langkah ini membutuhkan waktu cukup lama dimulai sejak subuh. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Selanjutnya, hasil parutan kelapa tersebut disaring menggunakan mesin dan diambil saripatinya. Saripati tersebut kemudian diendapkan. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Setelah diendapkan beberapa jam, saripati kelapa itu kemudian dimasukan ke dalam wajan besar. Lalu dimasak menggunakan tungku dengan bahan bakarnya dari sabut dan batok kelapa. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Proses memasak ini memerlukan waktu hingga 4 jam. Saripati itu dimasak sambil harus terus diaduk agar tidak menempel di wajan dan gosong. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Ketika Galendo sudah kering baru siap dikemas. Dulu biasa dikemas menggunakan besek, tapi sekarang dikemas ke dalam wadah plastik. Ada dua jenis Galendo yang biasa dijual, batangan atau bubuk. Untuk harganya Rp 80 ribu per kilogram. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
"Awalnya jadi buruh pabrik Galendo, lalu merintis sendiri tahun 1995. Kalau dulu ini diambil minyaknya dan Galendo itu untuk bikin dage (makanan). Ada juga untuk membuat colok gembrung (makanan khas Ciamis). Kalau sekarang jadi oleh-oleh Ciamis," kata Nana. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Melalui tahap yag tidak singkat butuh penakanan atau dipress menggunakan alat khusus selama beberapa jam untuk mengeringkan galendo. Proses ini menjadi tahap akhir hingga minyak pada galendong benar-benar mengering. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Nana biasa memproduksi Galendo sampai 8 kilogram per hari dari 200 butir kelapa. Penjualannya hanya di rumah karena sudah memiliki langganan tetap. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah
Pelanggannya kebanyakan berasal dari daerah Bandung untuk oleh-oleh. "Kelapanya kalau dulu di Ciamis banyak. Tapi sekarang sedikit jadi kelapa ini dari luar daerah bahkan ada yang dari Sumatera, disini ada yang menyediakan," pungkasnya. Foto: detikcom/Dadang Hermansyah