Purwokerto - Ingin puas makan tempe mendoan? Bisa mampir ke toko oleh-oleh di Jalan Mayjen Sutoyo, Sawangan, Purwokerto ini. Ada tempe mendoan berukuran jumbo.
Galeri Foto
Tempe Mendoan Jumbo Ini Berukuran 4 Kali Ukuran Biasa

Toko oleh-oleh yang menawarkan tempe mendoan jumbo adalah Toko Sawangan No 1. Toko ini dikenal legendaris karena sudah berdiri sejak tahun 1992. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Tim detikcom bersama Wuling Almaz mampir ke Toko Sawangan No 1 dalam rangkaian ekspedisi 3.000 km (06/10). Toko ini menawarkan banyak pilihan oleh-oleh. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Seperti keripik, kerupuk, getuk hingga makanan hangat-hangat tempe mendoan. Untuk tempe mendoan biasa dibanderol seharga Rp 40.000 per paket dengan isi sebanyak 10 pcs. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Sementara untuk tempe mendoan jumbonya dibanderol seharga Rp 12.000 per tempe. Disebut jumbo karena ukurannya empat kali lebih besar dari mendoan biasa. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Tempe mendoan jumbo tersebut kemudian disajikan dengan sambal kecap. Selain itu juga diberi cabe rawit hijau. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Sebagai toko oleh-oleh, Toko Sawangan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan mereka juga menerima pemesanan secara online yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Tempe mendoan juga bisa dipesan mentah untuk dijadikan oleh-oleh. Namun itu khusus untuk mendoan biasa saja tidak untuk mendoan jumbo. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Kepada detikcom (06/19) Zulfa salah satu karyawan mengatakan bahwa hadirnya tempe mendoan jumbo ini masih terbilang baru. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
"Tempe mendoan jumbo ini baru-baru aja, awalnya ya tempe mendoan biasa terus kita inovasi bikin tempe mendoan jumbo supaya berbeda dari yang lain," ujar karyawan di sana. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho
Semenjak pandemi COVID-19, Toko Sawangan juga merasakan dampaknya. Tokonya juga sempat tutup karena sepinya wisatawan. Namun kini, Toko Sawangan kembali buka melayani pelanggan seiring dengan turunnya level PPKM. Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho