Selain soto dan pecel lele, Lamongan, Jawa Timur juga ada yang dikenal bernama nasi boran. Ternyata kuliner tersebut pertama kali diciptakan pada tahun 1944. Foto: detikcom/Riska Fitria
Uniknya nasi boran hanya ditemukan di Lamongan saja. Di Lamongan ada beberapa spot yang dikenal sebagai sentra nasi boran. Salah satunya di Jalan Panglima Sudirman. Foto: detikcom/Riska Fitria
Di sana kamu akan menemukan penjual nasi boran yang berjejer di pinggir jalan. Kami pun mencicipi nasi boran milik Sri Utami. Foto: detikcom/Riska Fitria
Kata boran pada nasi boran diambil dari nama wadah tempat menaruh nasi yang terbuat dari anyaman bambu. Memilih boran tak bisa sembarangan, harus disesuaikan dengan banyak nasi. Foto: detikcom/Riska Fitria
Nasi boran kemudian dilengkapi dengan berbagai kondimen. Kondimennya adalah nasi, empuk atau tepung goreng, krawu urap sayur daun pepaya dan serundeng, bumbu khas dan rempeyek. Foto: detikcom/Riska Fitria
Sementara itu untuk pilihan lauknya juga bervariasi. Lauknya terdiri dari ikan gabus, bandeng, ikan sili, telur puyuh, otak-otak bandeng, ayam dan lainnya. Foto: detikcom/Riska Fitria
Harganya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Untuk bumbu khasnya berwarna oranye kemerahan. Cita rasanya gurih dengan paduan pedas. Foto: detikcom/Riska Fitria
Dapat dirasakan bahwa rasa pedasnya memiliki tingkat yang terbilang tinggi. Biji cabai pun terlihat dengan jelas di bumbu yang diracik dengan aneka rempah. Foto: detikcom/Riska Fitria
Pilihan lauk yang paling menjadi andalan adalah ikan sili dan otak-otak bandeng. Ikan sili diolah dengan cara diasapi sehingga memberikan aroma dan rasa smokey. Foto: detikcom/Riska Fitria
Warung nasi boran Mbak Sri ini buka setiap hari mulai dari pukul 16.00 hingga 00.00. Di sini, pengunjung bisa menikmati nasi boran sambil duduk lesehan. Foto: detikcom/Riska Fitria