Jakarta - Di Yogyakarta ada serabi kocok yang cocok jadi pilihan takjil untuk buka puasa. Dimasak dengan tungku, sehingga aromanya harum.
Galeri Foto
Sedapnya Buka Puasa Pakai Serabi Kocor yang Harum Legit

Serabi kocor merupakan jajanan yang identik dengan bulan ramadhan. Jajanan ini banyak ditemui di kawasan Bantul, Yogyakarta. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Salah satu penjualnya bernama Ngadinem yang sudah berjualan selama 20 tahun. Ia mengaku belajar otodidak saat membuat serabi sebelum akhirnya dijual. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Berawal dari dirinya yang sering melihat penjual serabi kocor di beberapa tempat. Hal tersebut membuat dirinya pesanan untuk mencobanya, termasuk soal resep. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Kata 'kocor' pada serabi ini berarti kuah. Jadi, serabi kocor maksudnya adalah serabi yang disajikan dengan kuah manis berwarna coklat. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Selain itu, rasa serabi kocor ini dinilai berbeda dengan serabi yang dibuat dengan cara modern. Serabi ini dibuat secara tradisional menggunakan tungku api. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Adonan serabi yang dibuat dari tepung beras. Selanjutnya dituangkan ke dalam wajan dari bahan tembikar atau tanah liat yang dipanaskan di atas tungku dengan api arang. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Setelah matang, diangkat satu persatu serabi dan ditata di atas niru atau tampah. Serabi hangat biasanya disajikan satu tangkup berisi 2 buah serabi. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Kemudian serabi disiram dengan gula merah yang rasanya gurih legit dan beraroma wangi. Serabinya sendiri berwarna cokelat dan sedikit garing. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Meski begitu, aromanya wangi, teksturnya empuk dan berpori halus. Saat direndam kuah santan gula merah menjadi sedikit lembek. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana
Selama bulan ramadhan ini banyak masyarakat yang mengantre untuk membeli serabi kocor ini. Karena rasa serabinya gurih manis cocok untuk berbuka puasa, apalagi disajikan hangat dan harganya sangat terjangkau. Foto: detikcom/Pradito Rida Pertana