Proses Pembuatan Kopi Luwak, Kopi Termahal di Dunia yang Penuh Kontra

Kopi luwak berasal dari sisa kotoran hewan musang luwak yang memakan biji kopi. Karena hewan luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, biji-biji kopi ini akan keluar lagi bersama sisa kotoran dari hewan tersebut. Foto: Istimewa

Kisaran harga dari kopi luwak ini terbilang fantastis. Yaitu biji kopi luwak dijual dengan harga $700 atau Rp. 9.700.000 per kilogram. Foto: Istimewa

Namun, dibalik suksesnya industri kopi luwak banyak mengundang pro dan kontra, terutama dari organisasi pelindung hewan seperti PETA. Foto: Istimewa

Dari hasil investigasi PETA bersama BBC di Takengon, Aceh. Mereka menemukan adanya penangkaran hewan luwak dari alam bebas, yang dimasukan ke dalam kandang untuk memproduksi kopi. Foto: Istimewa

Hewan-hewan ini hanya diberi makan biji kopi setiap harinya dalam jumlah yang banyak, untuk diambil kotorannya dan diolah menjadi kopi luwak. Foto: Istimewa

Minimnya fasilitas, dan praktik kekejaman pada hewan membuat kopi ini sempat dicekam. PETA menemukan bahwa hewan luwak menjadi agresif dan tidak bisa diam karena dikerangkeng. Foto: Istimewa

Padahal dulunya, kopi luwak ini tercipta dari hewan luwak yang memakan biji-biji kopi di alam bebas. Para petani kopi luwak juga dulunya hanya mengambil kopi luwak di hutan, tempat habitat asli para luwak. Foto: Istimewa

Setelah diambil dari kotoran luwak, biji kopi kemudian diolah dalam proses yang cukup panjang, hingga bisa dikemas dan dijual. Foto: Istimewa

Harganya yang mahal, menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar kopi di seluruh dunia. Bahkan, kopi luwak disebut sebagai kopi terbaik di dunia. Foto: Istimewa

Namun kini, banyak hewan luwak yang justru ditangkap dan dipaksa untuk memakan biji kopi setiap harinya. Terkadang mereka menggunakan kekerasan, hingga menyiksa hewan musang ini. Foto: Istimewa