Keseruan Antre Sepincuk Pecel Sedap di Warung Boma

Warung Boma bukanlah tempat makan mewah dan nyaman, kedai ini hanya berada di bawah tenda sederhana yang lokasinya ada di pinggir jalan. Tapi pecel pincuk khas Madiun ini punya daya tarik yang luar biasa. Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Meski baru buka pukul 19.30 WIB, pembeli sudah rela menunggu bahkan sejak sore hari. Dengan sabar, para pembeli menunggu kedatangan pecel yang dijual di gerobak sederhana ini.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Saat warung sudah siap, pembeli langsung memenuhi area tenda. Tak ada yang mau kalah, semua berebut menyampaikan pesanan.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Puluhan pembeli ini hanya dilayani 4 orang. Dua orang khusus melayani pecel, satu orang melayani iga bakar dan satu orang melayani pesanan untuk dibawa pulang. Saking tak sabarnya, beberapa pembeli malah mengambil sendiri beberapa lauk pelengkap.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Bumbu kacangnya bisa dipilih mau yang tidak pedas, pedas sedang hingga super pedas. Bumbunya punya konsistensi kental dengan rasa gurih manis dan legit.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Pelengkap lain juga tak kalah menarik, ada telur dadar, tempe mendoan, tempe dan tahu bacem. Semuanya dibanderol dengan harga mulai Rp 3.000-Rp 6.000. Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Warung Boma buka setiap hari mulai pukul 19.30 WIB. Lokasinya persis ada di dekat Stasiun MRT Haji Nawi, Jakarta Selatan. Yuk mampir! Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Tak hanya bisa makan nasi pecel, di sini juga ada beberapa pelengkapnya seperti aneka sate dan gorengan. Ada sate kikil, telur puyuh, paru, ampela hingga sate cumi.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Menu utama di warung ini tentu saja nasi pecel khas Madiun. Racikan pecelnya terdiri dari kangkung, kacang panjang, daun kenikir, daun siingkong, tauge dan daun kemangi segar. Nasi dan semua sayuran ini diguyur sambal kacang yang kental. Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Jangan lewatkan juga iga bakarnya yang juga jadi primadona. Eits tapi harus sabar kalau mau menyantap iga bakar ini karena minimal harus menunggu 1,5 jam.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Warung Boma bukanlah tempat makan mewah dan nyaman, kedai ini hanya berada di bawah tenda sederhana yang lokasinya ada di pinggir jalan. Tapi pecel pincuk khas Madiun ini punya daya tarik yang luar biasa. Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Meski baru buka pukul 19.30 WIB, pembeli sudah rela menunggu bahkan sejak sore hari. Dengan sabar, para pembeli menunggu kedatangan pecel yang dijual di gerobak sederhana ini.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Saat warung sudah siap, pembeli langsung memenuhi area tenda. Tak ada yang mau kalah, semua berebut menyampaikan pesanan.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Puluhan pembeli ini hanya dilayani 4 orang. Dua orang khusus melayani pecel, satu orang melayani iga bakar dan satu orang melayani pesanan untuk dibawa pulang. Saking tak sabarnya, beberapa pembeli malah mengambil sendiri beberapa lauk pelengkap.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Bumbu kacangnya bisa dipilih mau yang tidak pedas, pedas sedang hingga super pedas. Bumbunya punya konsistensi kental dengan rasa gurih manis dan legit.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Pelengkap lain juga tak kalah menarik, ada telur dadar, tempe mendoan, tempe dan tahu bacem. Semuanya dibanderol dengan harga mulai Rp 3.000-Rp 6.000. Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Warung Boma buka setiap hari mulai pukul 19.30 WIB. Lokasinya persis ada di dekat Stasiun MRT Haji Nawi, Jakarta Selatan. Yuk mampir! Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Tak hanya bisa makan nasi pecel, di sini juga ada beberapa pelengkapnya seperti aneka sate dan gorengan. Ada sate kikil, telur puyuh, paru, ampela hingga sate cumi.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Menu utama di warung ini tentu saja nasi pecel khas Madiun. Racikan pecelnya terdiri dari kangkung, kacang panjang, daun kenikir, daun siingkong, tauge dan daun kemangi segar. Nasi dan semua sayuran ini diguyur sambal kacang yang kental. Foto: Devi S. Lestari/detikFood
Jangan lewatkan juga iga bakarnya yang juga jadi primadona. Eits tapi harus sabar kalau mau menyantap iga bakar ini karena minimal harus menunggu 1,5 jam.  Foto: Devi S. Lestari/detikFood