Tumis Cumi 'Barcode' dan Kambing Guling 'Arang,' Sajian Unik di Resto Molecular Gastronomy

Chef Andrian menerapkan teknik molecular gastronomy saat membuat hidangan di Namaaz Dining. Yang ini disebut 'Cabe-cabean.' Berupa keripik beras bertopping ayam tinoransak dengan bentuk persis cabai hijau. Foto: Istimewa
"What you see is not what you get," ujar Chef Andrian saat detikFood mencicip racikannya. Yang ini cireng bentuk churros. Luarnya dilapisi brown sugar dengan cocolan saus nanas dan saus rujak. Foto: Istimewa
Nah lho! Batu kok disuguhi jadi makanan? Nama menu ini "Ada Udang di Balik Batu." Berupa onde-onde berbalut wijen hitam dengan isian udang sambal roa. Foto: Istimewa
Kira-kira ini apa ya? Dimakannya pakai sumpit, ini bukan lembaran daging mentah. Terbuat dari semangka yang airnya sudah dihilangkan selama 18 jam lalu jusnya dimasukkan kembali. Teksturnya kenyal dengan rasa manis legit! Foto: Istimewa
Eits! Yang ini bukan telur mentah. Berupa puding mangga kenyal yang paling enak dimakan langsung dalam satu tegukan. Foto: Istimewa
Nampak seperti bola mata atau kelereng? Lapisan jelly bening di luar bulatan membungkus urap dan lawar yang punya rasa eksotik. Foto: Istimewa
Tumis cumi diinterpretasikan berbeda oleh Chef Andrian. Barcode ini bukan hiasan tapi benar-benar bisa di-scan. Rasanya gurih karena merupakan bumbu utama cumi yang terbuat salah satunya dari tinta cumi. Foto: Istimewa
Sekilas sajian ini nggak bisa dimakan ya? Seperti arang gosong. Tapi ini adalah kambing guling lho. Pelengkapnya singkong rebus dan keripik beras berwarna hitam legam. Foto: Istimewa
Nggak kalah unik, secarik kertas dan pensil ini adalah opor ayam. Cara makannya unik yaitu kertas digulung menggunakan pensil lalu dicocol ke saus putih yang berbahan kelapa. Rasanya persis opor ayam! Foto: Istimewa
Santap malam ditutup dengan menikmati dessert es podeng. Pengunjung perlu pakai jas hujan karena akan sedikit basah. Keren! Foto: Istimewa