Pembukaan jambore WSFC 2016 atau dengan ditandai pembuatan cokelat tarik.
Senjata utama tim sate maranggi berupa ulekan sempat tertahan di bandara Indonesia. Namun dengan segala bentuk perjuangan, tim maranggi berhasil membawa ulekan.
Tim Markobar harus membawa kompor dan loyang sendiri dari Indonesia. Tak main2, berat barangnya mencapai 25 kg.
Duta besar Indonesia untuk Filipina, Johny Lumintang, beserta istri menyempatkan datang ke jambore WSFC 2016. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk mengobati kerinduan sang duta besar akan kuliner khas Indonesia.
Managing Editor detikFood, Odilia WS, memaparkan perkembangan street food melalui media sosial dalam diskusi yang menjadi rangkaian WSFC 2016 di Manila, Filipina.
Pakar kuliner Indonesia, William Wongso, memberi cooking class membuat garang asam ayam sambil mengajak seorang pengunjung WSFC 2016.
Setelah antre masuk lokasi jambore WSFC 2016, pengunjung perlu kembali mengantre untuk membeli makanan di setiap stand.
Sejak hari pertama hingga akhir, WSFC 2016 selalu disesaki pengunjung. Terbukti dengan antrean mencapai 1 km dari pintu masuk.
Malam terakhir WSFC 2016 ditutup dengan makan bersama seluruh peserta jambore. Seluruh hidangan yang dimakan adalah buatan para peserta jambore.
Kesuksesan BBQ Ribs Bali di ajang WSFC 2016 membuat Chef Lambon tertarik membuka cabang di Manila, Filipina.
Kegembiraan tim sate maranggi Purwakarta Hj. Yetty di hari terakhir WSFC 2016. Sedikitnya 4.000 porsi sate ludes terjual selama lima hari gelaran berlangsung.
Istri Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika Mulyadi, beserta duta besar Indonesia untuk Filipina, Johny Lumintang, saat datang ke WSFC 2016.