Rupanya, Garuda Indonesia sengaja ingin menampilkan sejarahnya dengan mengecat dua pesawat terbarunya (keduanya dikirim dari pabriknya pada tahun 2011 ini) dengan livery lama. PK GFM memakai livery Garuda 1961-1969. Sedangkan PK GFN memakai livery Garuda 1970-1985 yang masih memakai logotype huruf-huruf kecil. Logotype ini sekarang "dicomot" oleh RM Minang-Melayu Garuda.
Penerbangan pagi ke Makassar ini cukup penuh. Sekitar 90% kursi terisi penumpang. Sesuai jadwal pesawat sudah didorong dari garbarata pukul 09.30, dan lima menit kemudian sudah airborne.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya sempat mengirim salam kepada Capt. Rozak melalui pramugari, dan Capt. Rozak bahkan berkenan mengundang saya sebentar ke cockpit penerbang untuk bertukar sapa.
Saya kembali ke kursi karena pramugari telah mulai menghidangkan makanan. Di ketinggian 14,5 kilometer di atas permukaan laut, dengan penerbangan yang mulus di tangan seorang kapten yang legendaris, para penumpang disuguhi pilihan mi goreng daging sapi atau nasi goreng ayam. Saya memilih nasi goreng ayam. Nasi gorengnya lezat, dengan tendangan trasi yang sungguh tepat. Ayamnya bukan merupakan potongan yang dicampur dalam nasi goreng, melainkan ayam bumbu rujak yang disajikan sebagai lauk terpisah. Ayam bumbu rujaknya harus diacungi jempol. Kualitas krupuk ikan tengiri sebagai pelengkap pun membuat pengalaman makan ini cukup mengesankan.
Penerbangan mulus ini berakhir dengan touch down yang mulus pada pukul 12:36, tepat dua jam penerbangan. Terima kasih, Capt. Rozak.
Tanggal: 5 Maret 2011
Maskapai: Garuda Indonesia
Flight No.: GA 640
Rute: CGK (Soekarno-Hatta) – UPG (Sultan Hasanuddin, Makassar)
Jarak/Waktu: 2 jam
Pesawat: B 737 800NG
Nomor Kursi: 21D (Aisle)
Kelas: Ekonomi
(dev/Odi)