Red-Eye Special

Red-Eye Special

- detikFood
Selasa, 22 Feb 2011 16:57 WIB
Jakarta - Di Amerika Serikat, ada istilah penerbangan yang disebut red-eye special. Istilah ini berlaku untuk penerbangan yang berangkat malam dan tiba di tujuan pagi hari, sehingga mata semua penumpangnya masih tampak merah karena lelah dan kurang tidur.

Penerbangan RBA ini juga boleh dikategorikan sebagai red-eye special. Soalnya, jadwal keberangkatan dari Bandara Soekarno-Hatta adalah pukul 05.05 pagi. Bagi saya yang tinggal di Bogor, itu berarti saya harus bangun pukul 2 pagi, mandi, berangkat pukul 2.30, dan tiba di bandara pukul 03.30 agar cukup waktu untuk melakukan prosedur check in dan sebagainya.
Maka, sekalipun penerbangannya hanya makan waktu dua jam, pastilah mata saya masih merah setiba di Bandar Seri Begawan. Tidak ada pilihan lain. Inilah satu-satunya penerbangan langsung nonstop dari Jakarta ke Brunei Darussalam.

Di pintu pesawat, pramugari mengucapkan selamat datang dengan ucapan "Assalamualaikum". Seragam pramugarinya mirip sarung berwarna merah marun, baju kuning muda bercorak batik, dengan selendang penutup kepala berwarna off-white. Interiornya bernuansa biru dan ungu. Pesawatnya relatif baru. (Selama 20 tahun RBA memakai Boeing 767, dan belum lama ini mengganti semuanya dengan B777 untuk penerbangan jarak jauh).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum berangkat, rekaman doa Islam dikumandangkan. Menurut informasi, bila pesawat sedang terbang pada saat shalat tiba, maka rekaman adzan pun dikumandangkan melalui sistem public announcement. Pesawat berangkat tepat waktu. ETD pukul 05.05, push back pukul 05.00, dan airborne pukul 05.10.
   
Pagi itu, pesawat berkapasitas sekitar 300 penumpang itu - dengan konfigurasi 3-3-3 - hanya sekitar 25% kursinya diisi penumpang. Aha, maka saya pun dapat pindah ke sederetan kursi kosong dan merebahkan diri dengan santai sepanjang perjalanan.
   
Dua puluh menit setelah tinggal landas, sarapan sudah disuguhkan. Menu sarapannya khas Asia. Pilihannya adalah nasi dengan ayam atau ikan - bukan roti dan omelette. Nasinya agak lembek - lagi-lagi cerminan dari kualitas jasaboga di Bandara Soekarno-Hatta. Masakan ikannya cukup bagus, dengan sedikit tumisan wortel dan caisim, serta sebungkus krupuk udang. Pencuci mulutnya adalah buah potong (semangka, melon, pepaya). Kopinya berkualitas, pekat dan harum.
   
Kelengkapan pesawat mencerminkan kekayaan Brunei Darussalam. Setiap kursi di kelas ekonomi dilengkapi layar televisi individual, dan sandaran kaki yang dapat dilipat. Ruang kaki pun cukup lebar. Inflight magazine-nya, Muhibah, berkualitas bagus. Ruang toilet-nya luas dan selalu dalam keadaan bersih sepanjang penerbangan.
   
Menjelang pendaratan, purser memberi tahu penumpang bahwa sesuai dengan peraturan kesehatan Brunei Darussalam, kabin pesawat akan disemprot dengan antiseptik. Tampaknya, ini adalah prosedur yang ditiru dari Australia.
   
Pesawat mendarat pukul 8 tepat - 25 menit mendahului jadwal. Bandara-nya kecil dan sepi. Urusan imigrasi dan pabean pun berjalan sangat lancar. Dalam sekejap saya sudah berada di serambi ketibaan.

Tanggal:    6 Desember 2010
Maskapai:    Royal Brunei Airlines
Flight No.:    BI 0738
Rute:        CGK (Cengkareng) - BWN (Bandar Seri Begawan)
Jarak/Waktu:    1 jam 50 menit
Pesawat:     Boeing 777
Nomor Kursi:    37G
Kelas:        Ekonomi

(eka/Odi)

Hide Ads