Chef Keiji Mori dan pak Hamami sangat rapi dan serius dalam menyiapkan bahan-bahan untuk peragaan resep. Karena itu tepat pukul 10.00 pagi cooking class langsung dimulai dengan penjelasan soal makanan dan kebiasaan makan orang Jepang.
"Orang Jepang makan sangat sederhana, semua bahan serba segar, bumbunya sedikit dan langsung habis dimakan," demikian tutur sang chef. Suara chef Mori yang lembut tak menghalangi konsentrasi peserta. Kebetulan kali ini peserta bukan hanya penggila makanan Jepang tetapi juga beberapa orang pemilik usaha resto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wah, aroma harum bawang langsung menggelitik hidung peserta yang memenuhi setengah bagian resto Origami ini. Urusan curry roux menjadi bahan pembicaraan serius peserta. 'Merknya apa ya ?', "Ada yang medium dan ada yang hot ya?", "Belinya di mana chef?". Untung saja chef Mori dan pak Hamami sangat sabar melayani peserta.
Sambil menunggu adonan kare siap, chef Mori pun membedah resep Ishikare Nabe alias sup miso salmon. Panci hot pot pun segera dipanaskan bersama dashi. 'Pembuatan dashi nanti saya jelaskan ya,' demikian tuturnya. Setelah wortel, bawang bombay dan lobak dimasukkan, sang chef pun menjelaskan soal ikan.
"Yang dimaksud salmon ara itu ikan salmon yang dipotong dengan tulangnya seperti ini," jelas chef Mori sambil menunjukkan potongan ikan salmon rebus. 'Ikan salmon bisa diganti ikan kakap atau kerapu,' tambah pak Hamami. Dalam beberapa menit, sup pun dan karepun siap. Aroma harum kare dan miso memenuhi ruangan. "Wah, enak banget ya baunya," demikian komentar peserta. Segera mangkuk-mangkuk berisi kare dan sup pun diedarkan bergantian. Buat apa? apalagi kalau bukan buat mencicip.
"Kombu ini sudah direndam jadi lunak dan bisa langsung dimasukkan ke dalam air panas," demikian jelas chef Mori sambil memasukkan kombu ke dalam panci. Setelah diberi katsuobushi, dipanaskan sebentar, apipun dimatikan. "Oo... gampang ya ternyata bikinnya," komentar para peserta. Setelah disaring, dashipun siap. "Ini yang disebut ichiban dashi, dashi nomor satu," kata chef Mori sambil mempersilakan peserta mencicipi.
Setelah dashi nomor 1 dicicip, chef Mori pun memberikan cara membuat dashi nomor 2. Keduanyanya 'wajib' dicicipi. "Tolong dicicip, harus dicicip supaya tahu rasa dashi yang asli," chef Moripun 'memaksa' tiap peserta mencicipi dashi. "Nah, kombu ini kalau dibuang sayang, jadi bisa diiris halus dan dibuat salad. karena banyak mengandung vitamin E maka sangat bagus untuk kulit, biar halus," sambil menebar senyum chef Mori memperlihatkan cara mengiris kombu.
"Ternyata bikin sate Jepang nggak serepot kayak kita bikin sate ya," komentar seorang peserta sambil memperhatikan gerakan chef Mori mebalik-balik irisan ikan gindara dan sawara yang dipanggang di atas api. "Cara ini merupakan cara kuno yang dikenal sejak 200 tahun lalu di Jepang," chef Mori mengungkap soal robatayaki. Setelah daging ikan matang barulah diolesi saus teriyaki. "Warnanya juga bisa cantik ya tetap cokelat," komentar seorang peserta sambil memasukkan sobekan robatayaki ikan gindara ke dalam mulut. 'Hmm..enak..enak!" demikain komentarnya.
Hidangan gorengan, tempura, torikatsu dan shikatsu sengaja diperagakan sang chef di bagian akhir. Setelah menjelaskan soal bahan-bahan, chef Moripun memberikan resep rahasianya. "Supaya udang nggak melengkung, bongkok waktu digoreng, dikerat saja bagian ini," pak Hamami memperagakan cara mengerat si udang. "Waktu mengaduk tepung tempura, biarkan bergumpal seperti ini, jangan terlalu kencang supaya nanti ada gumpalan adonan," jelas chef Mori sambil memperlihatkan tekstur adonan yang dibuat. Hmm... ternyata benar juga, saat adonan diangkat dari wajan, ada 'kremesan' adonan yang menempel di tempura!
Pembuatan shikatsu (satai ayam yang digoreng) dan torikatsu ternyata juga tak rumit.'Yang penting saat membalut telur kocok harus rata sampai ke ujung supaya nanti tepung rotinya juga rata,' demikian jelas pak Hamami sambil membalut shikatsu dengan tepung roti. "Saat menggoreng, minyak tidak boleh terlalu panas karena nanti daging ayam belum matang, tetapi sudah gosong tepungnya," tambah pak Hamami.
Peragaan ini ditutup dengan penjelasan soal saus Bulldog, dari merk sampai rasanya. Semuanya komplet dieksplorasi oleh para peserta. Bahkan seorang peserta berhasil membujuk pak Hamami memberikan resep Chicken Karage. Karena hafal luar kepala, reseppun lancar diberikan, komplet dengan cara menggorengnya!
Penjelajahan makanan Jepangpun diakhiri dengan makan siang. Ya, makan siang yang komplet dan sepuas hati. Aneka makanan Jepang serba segar bisa dicicipi sepuas hari. Mulai dari aneka teppanyaki, ramen, soba, nasi kare, aneka sup, salad, sashimi, sushi dan aneka kue.
"Hmm...pizzanya enak ya... pakai telur ikan terbang," demikian komentar peserta sambil mengunyah pizza Jepang. Acara makan siang yang bolak-balik dan komplet ini berakhir menjelang pukul 14.00. O,ya Aulia Rusnita dan Hendry Gozali beruntung membawa pulang voucher hadiah Nikko Hotel Jakarta. Sampai jumpa di cooking class berikutnya ya! (dev/Odi)